Prospek Saham INDF & JPFA 2025: Untung di Tengah Daya Beli yang Tertekan?

- Minggu, 26 Oktober 2025 | 11:45 WIB
Prospek Saham INDF & JPFA 2025: Untung di Tengah Daya Beli yang Tertekan?

Analis Phintraco Sekuritas, Muhamad Heru Mustofa, mencatat pergerakan harga bahan baku sepanjang sembilan bulan pertama 2025 (9M25) yang bervariasi. Rata-rata harga CPO, kakao, dan kopi mengalami kenaikan, sementara harga gandum tercatat turun. Kondisi ini berpotensi mendukung pemulihan profitabilitas emiten sektor makanan dan minuman (F&B) pada paruh kedua 2025, meski ruang pemulihannya masih terbatas akibat harga CPO yang tetap tinggi.

Pemulihan Harga Unggas Berlanjut

Di sektor unggas, pemulihan harga live bird dan day old chick (DOC) berlanjut hingga September 2025. Kenaikan ini merupakan dampak dari program culling yang dilaksanakan pemerintah. Harga ayam hidup tercatat naik 22% (MoM) menjadi Rp22.835 per kilogram, sementara harga DOC meningkat 11,8% (MoM) menjadi Rp6.639 per ekor. Jika tren ini berlanjut, profitabilitas emiten unggas berpotensi meningkat.

Rekomendasi Saham F&B dan Unggas dari Phintraco Sekuritas

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, Phintraco Sekuritas mempertahankan rekomendasi overweight untuk sektor F&B dan unggas. Saham unggulan (top picks) yang direkomendasikan adalah:

  • PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dengan nilai wajar Rp9.650 per saham.
  • PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dengan nilai wajar Rp2.720 per saham.

Peluncuran paket stimulus ekonomi 2025 oleh pemerintah diharapkan dapat menjadi katalis positif untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendukung kinerja emiten di tengah berbagai tantangan ekonomi saat ini.


Halaman:

Komentar