Di sisi lain, Partai Komunis China meluncurkan rencana ekonomi lima tahun baru yang menekankan manufaktur canggih, kemandirian teknologi, dan permintaan domestik yang lebih kuat. Kebijakan ini memperkuat optimisme pasar terhadap komitmen Beijing dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi melalui reformasi struktural dan inovasi.
Sentimen Domestik dan Kondisi Likuiditas
Dari sisi domestik, Bank Indonesia mencatat pertumbuhan likuiditas perekonomian (M2) pada September 2025 sebesar 8,0 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 7,6 persen (yoy). Total M2 tercatat mencapai Rp9.771,3 triliun.
Pertumbuhan M2 didorong oleh beberapa faktor utama:
- Pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 10,7 persen (yoy)
- Pertumbuhan uang kuasi sebesar 6,2 persen (yoy)
- Aktiva luar negeri bersih tumbuh 12,6 persen (yoy) menjadi Rp2.085,3 triliun
- Penyaluran kredit tumbuh 7,2 persen (yoy)
- Tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat tumbuh 6,5 persen (yoy)
Proyeksi Pergerakan Rupiah ke Depan
Berdasarkan analisis terkini, Ibrahim Assuaibi memprediksi Rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dengan potensi pelemahan dalam rentang Rp16.600 - Rp16.650 per Dolar AS. Investor disarankan untuk terus memantau perkembangan kebijakan Federal Reserve dan kondisi geopolitik global yang dapat mempengaruhi volatilitas mata uang.
Artikel Terkait
TGUK (Platinum Wahab) Geser Rp 42,9 Miliar Dana IPO, Fokus ke Bisnis Frozen Food yang Tembus Rp 55 Triliun
Belinda Natalia Mundur dari CLEO: Ada Apa di Balik Lengsernya Putri Taipan Ini?
Dim Sum Bonds Rp13,7 Triliun Tembus Pasar China, Order Book Capai Rp41 Triliun!
Ekspansi Melesat: Rahasia Di Balik Aksi JSI Sinergi Mas Kuasai Pasir Silika & Akuisisi LAPD