Rupiah Menguat ke Rp16.602 per Dolar AS: Analisis Sentimen Global dan Domestik
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS ditutup menguat pada Jumat, 24 Oktober 2025, dengan kenaikan 27 poin atau 0,16 persen ke level Rp16.602 per Dolar AS. Penguatan Rupiah ini didorong oleh sentimen positif dari rencana pertemuan pimpinan Amerika Serikat dan China serta perkembangan data likuiditas domestik.
Sentimen Global Penggerak Rupiah
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, mengidentifikasi sentimen penguatan Rupiah berasal dari konfirmasi pertemuan Presiden Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan. Pertemuan ini memicu optimisme pasar mengenai mencairnya hubungan perdagangan antara dua negara dengan ekonomi terbesar dunia.
Faktor lain yang mempengaruhi pergerakan Rupiah adalah penundaan rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk bulan September. Data ini merupakan indikator kunci untuk prospek kebijakan Federal Reserve dan sangat dinantikan pasar. Pasar memperkirakan penurunan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin pada pertemuan minggu depan.
Kondisi Geopolitik dan Ekonomi Global
Tegangan geopolitik meningkat dengan pengumuman sanksi baru AS terhadap Rusia yang menargetkan perusahaan energi Rosneft dan Lukoil. Langkah ini bertujuan membatasi pendapatan minyak Moskow dan meningkatkan tekanan pada upaya perang.
Artikel Terkait
Teori Ekonomi Klasik Tersendat di Era Media Sosial dan Birokrasi Lambat
Anugrah Argon Medica Resmi Jadi Ujung Tombak Distribusi Merck di Indonesia
Wall Street Dibuka Lesu, Nvidia Goyang Jelang Keputusan The Fed
Pemerintah Pacu Penerimaan Rp 23 Triliun dari Bea Keluar Emas dan Batu Bara