murianetwork.com- Pengembangan industri furnitur dan mebel di Indonesia masih berpeluang besar untuk didorong.
Ketersediaan bahan baku yang melimpah seperti beragam jenis kayu yang meliputi kayu meranti, jati, mahoni, dan akasia jadi modal yang kuat.
Upaya hilirisasi atau peningkatan nilai tambah sumber daya alam ini perlu terus dipacu untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
"Di sisi lain, Indonesia merupakan sumber dari 80 persen rotan dunia, dan Indonesia juga ada potensi bambu yang berpeluang besar dikembangkan produk-produk hilirnya. Apalagi, nilai ekspor produk furnitur kita pada tahun 2022 mencapai USD2,5 miliar,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika dari laman kemenperin.go.id.
Baca Juga: Indonesia dan Korea Selatan Kolaborasi Perkuat Pengembangan SDM, Berikan Beasiswa Ini
Ditambahkan, saat ini pihaknya fokus menjalankan lima kebijakan strategis dalam upaya pengembangan industri furnitur yang bisa berdaya saing global.
Kelima jurus tersebut, yakni fasilitasi ketersediaan bahan baku, fasilitasi ketersediaan SDM terampil, fasilitasi peningkatan pasar dan penguatan riset referensi pasar, fasilitasi peningkatan produktivitas, kapasitas, dan kualitas produk, serta fasilitasi iklim usaha kondusif dan peningkatan investasi.
“Untuk fasilitasi ketersediaan bahan baku, dilakukan melalui upaya perbaikan yang berfokus pada penyediaan akses yang lebih baik sehingga tercapai pola rantai pasok bahan baku furnitur ideal melalui fasilitasi Pusat Logistik Bahan Baku Industri Furnitur, di mana untuk bahan baku papan kayu difasilitasi mulai tahun 2022, sedangkan tahun 2024 akan difasilitasi untuk bahan baku rotan,” paparnya.
Artikel Terkait
UMKM Banyumas Ekspor Perdana Cocopeat ke Taiwan, Dukungan Bea Cukai Purwokerto
Harga Emas Antam Hari Ini 7 November 2025 Naik Rp9.000/Gram: Cek Daftar Lengkap!
Prabowo Tegaskan Iklim Investasi Bersih di Peresmian Pabrik Lotte Chemical Senilai Rp 65 Triliun
Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 9.000! Cek Daftar Lengkap & PPh 22 Terbaru