Harga Minyak Menguat di Tengah Ketegangan AS-Venezuela

- Senin, 22 Desember 2025 | 07:06 WIB
Harga Minyak Menguat di Tengah Ketegangan AS-Venezuela

Harga minyak mentah berhasil menguat di akhir perdagangan Jumat lalu. Kenaikan ini, meski tak terlalu tajam, cukup menarik perhatian. Pasar tampaknya bereaksi terhadap dua hal yang saling tarik-menarik: gangguan pasokan akibat aksi blokade Amerika Serikat terhadap kapal tanker Venezuela, dan desas-desus tentang perundingan damai antara Rusia dan Ukraina yang masih jadi tanda tanya besar.

Mengutip data dari Reuters, minyak Brent berjangka naik 1,1 persen ke level USD 60,47 per barel. Sementara itu, patokan AS, West Texas Intermediate (WTI), menguat 0,9 persen menjadi USD 56,66. Naik sih naik, tapi secara keseluruhan pekan lalu kedua patokan ini masih terkoreksi sekitar 1 persen. Ini melanjutkan tren pekan sebelumnya yang bahkan turun lebih dalam, sekitar 4 persen.

Langkah Tegas AS di Perairan Venezuela

Di sisi lain, ketegangan di sekitar Venezuela semakin memanas. AS baru-baru ini mencegat sebuah kapal tanker minyak di perairan internasional lepas pantai Venezuela. Konfirmasi ini datang langsung dari Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kristi Noem, pada hari Sabtu. Aksi ini bukan yang pertama kalinya, lho. Ini sudah kali kedua dalam beberapa pekan terakhir AS melakukan hal serupa, seiring dengan pengerahan kekuatan militer mereka di kawasan itu.

Noem dengan tegas menyatakan bahwa Penjaga Pantai AS yang melakukan pencegatan terhadap kapal yang terakhir berlabuh di Venezuela.

"Amerika Serikat akan terus mengejar pergerakan ilegal minyak yang dikenai sanksi yang digunakan untuk mendanai terorisme narkoba di wilayah tersebut. Kami akan menemukan Anda, dan kami akan menghentikan Anda," tegas Noem.

Namun begitu, narasi dari pihak Venezuela sama sekali berbeda. Pemerintah di Caracas menyebut tindakan ini sebagai pembajakan internasional yang serius.

"Venezuela mengecam dan menolak pencurian dan pembajakan kapal pribadi baru yang mengangkut minyak, serta penghilangan paksa awak kapal tersebut, yang dilakukan oleh personel militer Amerika Serikat di perairan internasional," bunyi pernyataan resmi mereka.

Mereka bahkan berencana melaporkan kejadian ini ke Dewan Keamanan PBB. Sementara itu, juru bicara Gedung Putih, Anna Kelly, punya argumen lain. Menurutnya, kapal tersebut adalah kapal berbendera palsu yang jadi bagian dari 'armada bayangan' Venezuela untuk menyelundupkan minyak dan mendanai rezim Maduro.


Halaman:

Komentar