Hebatnya lagi, antusiasme investor sejak awal memang gila-gilaan. RLCO memecahkan rekor oversubscribed hingga 134 kali. Bahkan di fase pooling allotment, angkanya makin tak masuk akal: 948 kali! Ini menggambarkan betapa panasnya permintaan.
Akibatnya, penjatahan untuk investor ritel pun sangat ketat. Data dari Samuel Sekuritas selaku penjamin emisi mengungkap, pemesan di bawah Rp100 juta cuma kebagian satu atau dua lot saja. Sedangkan yang memesan di atas Rp100 juta pun hanya dapat jatah 0,1 hingga 0,2 persen dari total pesanannya. Bisa dibayangkan kekecewaan yang tersisa.
RLCO sebelumnya berhasil mengumpulkan dana segar Rp105 miliar dari penawaran umum perdananya, dengan harga patokan Rp168 per saham. Rencananya, dana itu akan dipakai untuk modal kerja, terutama buat beli bahan baku sarang burung walet.
Sekarang, semua mata tertuju pada bagaimana saham RLCO akan bergerak setelah "libur paksa"-nya berakhir. Apakah akan tetap panas, atau justru mulai mendingin? Kita lihat saja nanti.
Artikel Terkait
Pemerintah Tegaskan: Kerja dari Manapun Akhir 2025 Bukan Cuti Tahunan
IHSG Tembus 8.715, Saham-Saham Ini Melonjak Tajam di Tengah Keragaman Regional
Pemerintah Siapkan KUR Rp 10 Triliun untuk Kaderisasi Pekerja Gig Economy
Jasa Marga Gelar Perombakan Besar, Direktur Pengembangan Usaha Diganti