JAKARTA – Untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG), pemerintah punya rencana besar: menambah jumlah sapi perah di dalam negeri. Langkah ini diambil karena pasokan susu lokal masih jauh dari cukup, bahkan terpaut cukup jauh dengan kebutuhan riil.
Faktanya, sekitar 80 persen kebutuhan susu nasional kita masih bergantung pada kiriman dari luar negeri. Situasi ini jelas tidak ideal dan butuh perubahan segera.
“Strategi besar yang dirancang pemerintah adalah dengan menambah populasi,” tegas I Ketut Wirata, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Kementerian Pertanian.
Pernyataan itu dia sampaikan dalam perayaan 50 tahun kemitraan Nestle Indonesia dengan peternak sapi perah, Senin (15/12/2025) di Jakarta.
Menurut Ketut, caranya adalah dengan memperbanyak unit usaha atau pabrik pengolahan susu yang terintegrasi langsung dengan peternakan. Logikanya sederhana: lebih banyak sapi, lebih banyak susu yang dihasilkan. Perlahan-lahan, impor bisa ditekan.
“Nanti produksi di dalam negeri meningkat, sedikit demi sedikit ketergantungan kepada impor berkurang,” ujarnya. “Sampai pada posisi produksi di dalam negeri sudah mencapai di atas 80 persen atau 90 persen, kita sudah swasembada.”
Artikel Terkait
Stok BBM dan LPG Aman, Pemerintah Pastikan Pasokan Nataru Tak Terganggu
Galon Ganula Berusia 13 Tahun Masih Beredar di Pasaran Jabodetabek
CSIS Siapkan Rights Issue Rp198 Miliar untuk Ekspansi Kawasan Industri
Menanti Swasembada Pangan: Indonesia Siap Capai Rekor Stok Beras Tertinggi pada 2026