Namun begitu, fokus pemerintah tidak hanya pada susu. Ada komoditas lain yang juga jadi perhatian, yakni telur dan daging ayam. Pasokan kedua bahan pangan ini di luar Pulau Jawa seringkali terbatas dan harganya melambung.
“Di pulau-pulau luar lainnya seperti di Papua, Maluku, itu ketersediaannya terbatas,” jelas Ketut.
Solusinya? Pemerintah berencana membangun sentra produksi terintegrasi ayam dari telur hingga daging yang akan tersebar di sekitar 30 provinsi. Konsepnya dari hulu ke hilir, sehingga pasokan bisa lebih merata dan stabil.
Dengan adanya sentra ini, akses untuk program MBG lewat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) diharapkan menjadi lebih mudah. Yang menarik, pemerintah menargetkan terciptanya kesetaraan harga.
“Sehingga di manapun harapannya akan ada satu harga. Jadi mau di Jawa, mau di luar Jawa, mau di daerah yang agak terpencil, harga untuk daging ayam atau telur itu hampir sama,” tandas Ketut.
Jika tidak ada aral melintang, groundbreaking atau pencanangan pembangunan sentra-sentra ini rencananya sudah dimulai pada Januari mendatang. Sebuah langkah konkret yang dinanti-nanti.
Artikel Terkait
BPS Sulut Gandeng Media untuk Sukseskan Sensus Ekonomi 2026
WMUU Datangkan Indukan Ayam Premium AS untuk Dukung Program Makan Bergizi Gratis
Wall Street Bangkit, Mata Tertuju pada Data Ekonomi dan Valuasi AI
Stok BBM dan LPG Aman, Pemerintah Pastikan Pasokan Nataru Tak Terganggu