Pasar Asia Merah, Investor Menanti Langkah Bank Sentral

- Senin, 15 Desember 2025 | 10:30 WIB
Pasar Asia Merah, Investor Menanti Langkah Bank Sentral

Lain cerita dengan Bank Sentral Eropa (ECB). Mereka kemungkinan besar akan menahan suku bunga, sebuah langkah yang juga diantisipasi akan diambil oleh Riksbank Swedia dan Norges Bank Norwegia.

Agenda AS juga tak kalah padat. Pelaku pasar masih menanti-nanti sejumlah data ekonomi yang tertunda akibat penutupan pemerintahan, termasuk laporan ketenagakerjaan untuk November dan indeks harga konsumen bulanan. Data-data ini bisa menjadi penentu arah.

Menariknya, di balik pelemahan Nikkei, ada sinyal positif dari survei "tankan" BOJ yang dirilis Senin. Survei itu menunjukkan sentimen bisnis produsen besar Jepang mencapai level tertinggi dalam empat tahun terakhir. Capaian ini setidaknya memberi gambaran bahwa perekonomian Jepang punya ketahanan, mampu bertahan dari dampak kenaikan tarif AS yang sempat dikhawatirkan banyak pihak.

Pergerakan di pasar valas cukup stabil. Dolar AS terhadap yuan China di pasar offshore bertahan di level 7,0532, mendekati posisi terkuatnya dalam lebih dari setahun. Pergerakan ini terjadi tepat sebelum rilis data harga rumah dan aktivitas ekonomi China untuk November yang dijadwalkan hari ini.

Namun, kekhawatiran di sektor properti China belum benar-benar reda. Pada Jumat lalu, Vanke pengembang properti milik negara diketahui gagal memperoleh persetujuan pemegang obligasi untuk memperpanjang pembayaran utangnya selama satu tahun. Kewajiban itu jatuh tempo tepat pada hari Senin.

Kondisi ini otomatis meningkatkan risiko gagal bayar dan kembali memicu kecemasan atas krisis properti yang belum juga menemui ujung. Sebuah pengingat bahwa tekanan di sektor krusial itu masih nyata dan bisa mempengaruhi sentimen pasar kapan saja.


Halaman:

Komentar