Corporate Secretary Green Power, Lu Haiying, sebelumnya sempat berkomentar. Ia menyatakan perseroan siap menggelar RUPSLB jika diperlukan untuk menyesuaikan struktur Dewan Direksi. Pernyataan ini merupakan respons langsung atas penangkapan An Shaohong.
"Perseroan belum bisa mengontak An," ujar Lu Haiying.
Ia menambahkan, perusahaan masih terus memantau perkembangan berita dan berusaha melakukan verifikasi ke instansi yang berwenang. Menurutnya, masalah imigrasi yang menjerat An Shaohong adalah urusan pribadi.
“Tidak ada sangkut pautnya dengan kegiatan usaha operasional Green Power,” tegas dia.
Jadi, semua mata kini tertuju pada Januari 2026. RUPSLB itu nanti akan menentukan langkah perusahaan ke depan, terutama dalam mengisi kekosongan pucuk pimpinan.
Artikel Terkait
MR.DIY Sentuh Angka 1.200 Gerai, Buktikan Geliat Ritel Sampai ke Sumbawa
Dompet dan Filsafat: Saat Uang Bercerita tentang Hidup yang Kita Pilih
Gudang di Bogor Berangkatkan 48 Ton Durian Beku, Langsung Menuju Pasar Raksasa China
BPS Sulut Gandeng Media untuk Sukseskan Sensus Ekonomi 2026