Ya, dalam kondisi terdesak, yang dicari adalah dana yang bisa cair secepat kilat. Besaran bunga atau biaya administrasi? Itu urusan belakangan.
Berapa Sih Biasanya Mereka Minjam?
Besaran pinjamannya beragam sekali, dari yang cuma ratusan ribu sampai puluhan juta. Rata-rata pinjaman dari rentenir sekitar Rp 4 juta. Kalau lewat perusahaan pembiayaan, naik jadi Rp 7 juta. Pinjol? Rata-ratanya Rp 2,6 juta. Sementara itu, pinjaman bank bisa melambung hingga rata-rata Rp 50 juta dengan tenor paling panjang, ada yang sampai 180 bulan. Bandingkan dengan tenor pinjol atau rentenir yang biasanya singkat sekali.
Bunga Pinjol Ternyata Bisa Lebih Gila dari Rentenir
Ini yang bikin geleng-geleng. Ternyata, bunga riil pinjol bisa aja lebih tinggi daripada rentenir! Kenapa? Salah satunya karena masyarakat sering nggak bisa bedain mana pinjol legal dan ilegal.
“Yang menarik adalah pindar ada yang lebih tinggi daripada rentenir,” kata Piter.
Secara umum, bunga riilnya berjebar dari 0,02 persen sampai yang fantastis: 16,7 persen per bulan. Meski bunga bank jelas lebih rendah dan ringan, masyarakat ogah menjadikannya pilihan pertama. Alasannya klasik: prosesnya lama dan syaratnya ribet. “Yang dicari sama masyarakat itu cepat cair mudah,” terang Piter. Makanya, pinjol dan keluarga lebih diminati ketimbang bank, koperasi, atau pegadaian.
Mitos Potongan Pinjaman
Selama ini beredar kabar soal pemotongan besar-besaran pada pinjaman daring. Menurut riset ini, mitos itu nggak terbukti secara statistik. Mayoritas responden mengaku menerima dana sesuai jumlah yang diajukan.
“Kita tidak menemukannya supaya tidak mendapatkan bukti yang cukup kuat secara statistik,” ujar Piter.
Meski bunganya memberatkan, kebanyakan responden ternyata tetap berusaha bayar kewajibannya. Tingkat kelancaran bayar di bank atau perusahaan resmi bahkan mencapai 80 persen. Piter menduga, kedisiplinan bayar ke rentenir juga dipengaruhi faktor kedekatan sosial. Rentenir di pasar tradisional, misalnya, punya hubungan baik dengan pelanggannya.
Kesimpulannya, perilaku berutang masyarakat lebih didorong oleh kebutuhan mendesak. Logika biaya dan bunga seringkali dikesampingkan. Asal dananya cepat cair, mereka akan ambil, meski harus berhadapan dengan bunga pinjol atau rentenir yang selangit.
Artikel Terkait
Pemerintah Pacu Penerimaan Rp 23 Triliun dari Bea Keluar Emas dan Batu Bara
BRI Palembang Kumpulkan 155 Kantong Darah di HUT ke-130
Bekas Tambang Gas di Asri Basin Disulap Jadi Gudang Karbon Terbesar Pertamina
Superbank Pacu IPO Rp2,8 Triliun, Mandiri dan Trimegah Kuasai 94% Penjaminan