Sebagai catatan, program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Kementerian Pertanian telah menyalurkan 51 ribu ton jagung dengan harga Rp5.500 per kilogram. Harganya sekitar 8% lebih rendah dari rata-rata harga November 2025. Program ini tak cuma untuk mendukung petani lokal, tapi stok yang tersisa juga masih ada sekitar 42 ribu ton.
Nah, dari banyak emiten, dua perusahaan yang jadi sorotan adalah PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA). Jason melihat pemulihan penjualan CPIN akan berjalan lebih bertahap. Penyebabnya, tingkat persediaan atau inventory days mereka dinilai belum sepenuhnya normal.
Sementara itu, JPFA dinilai punya peluang lebih besar untuk menangkap gelombang permintaan tinggi akhir tahun ini.
Untuk rekomendasi saham, Jason memberi rating ADD untuk CPIN dengan target harga Rp6.800 per saham. Per Jumat (5/12/2025), saham CPIN ditutup di level Rp4.770.
JPFA juga direkomendasikan ADD, dengan target harga Rp2.500. Namun menariknya, harga saham JPFA pada penutupan pekan kemarin sudah berada di Rp2.640 artinya, telah melampaui target yang ditetapkan analis.
Artikel Terkait
Tapak PLTN Masih Diperebutkan, Bapeten Ungkap Dua Wilayah Unggulan
OJK Batasi Kuota Besar, Investor Kecil Dapat Porsi Lebih Besar di IPO
BTN Cetak Lonjakan Pendapatan Bunga 44%, Analis Soroti Momentum Baru
Cabai Rawit Merah Tembus Rp72 Ribu, Harga Pangan Merangkak Naik Akhir Pekan