Menjelang Natal dan Tahun Baru, prospek sektor unggas tampak cerah. Analis memproyeksikan momentum positif ini akan bertahan, didorong oleh lonjakan permintaan khas akhir tahun dan yang tak kalah penting prospek biaya pakan yang lebih stabil. Ini jadi kabar baik untuk para investor yang mengamati sektor konsumsi.
CGS International Sekuritas Indonesia sendiri sudah menyematkan rating 'Overweight' untuk sektor ini. Optimisme mereka muncul dari ekspektasi pemulihan permintaan di kuartal akhir tahun.
Menurut analis CGS International, Jason Chandra, ada faktor pendorong lain yang berperan. Penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) pada periode Oktober-Desember dinilainya bisa memberikan suntikan daya beli masyarakat.
Dari sisi valuasi, sektor ini masih terlihat menarik. Estimasi price to earning ratio (P/E) untuk full year 2026 berada di sekitar 17x.
Sentimen penguatan harga broiler industri sepanjang kuartal IV juga disebutkan sebagai penopang utama kinerja emiten unggas. Di sisi lain, tekanan dari biaya pakan kemungkinan bisa diredam.
Pasokan jagung dari program stabilisasi pemerintah, ditambah proyeksi produksi bungkil kedelai global yang tinggi, dinilai mampu mencegah kenaikan biaya yang signifikan di awal 2026 nanti.
Artikel Terkait
Warisan Terancam: Mayoritas Keluarga Asia Pasifik Belum Siapkan Strategi Waris
OJK Beri Ruang Napas, LKM Dapat Kelonggaran Perkuat Modal
DJP Larang Cuti Desember 2025, Fokus Kejar Target Pajak
IHSG Pacu Kenaikan di Awal Desember, Meski Transaksi Harian Menyusut