Prospek EXCL ke depan juga mendapat sorotan dari analis. Ciptadana Sekuritas, dalam riset 17 November lalu, mempertahankan rekomendasi ‘beli’ untuk saham ini. Mereka bahkan menaikkan target harga menjadi Rp3.300 per saham, dengan asumsi valuasi bergeser ke kinerja 2026.
Memang, manajemen mengakui bahwa beban biaya integrasi masih akan terasa hingga akhir 2026. Tapi Ciptadana menilai hal ini sudah mereka perhitungkan. Kabar baiknya, prospek diperkirakan akan jauh lebih cerah mulai 2027, saat beban itu perlahan menghilang.
Yang menarik, data kuartal III-2025 menunjukkan potensi tersembunyi EXCL. Tanpa memperhitungkan biaya integrasi, laba bersih normalnya bisa mencapai Rp1,2 triliun. Angka itu melonjak 278,4 persen dibanding kuartal sebelumnya, dan naik 219,6 persen year-on-year. Ini jelas menunjukkan profitabilitas inti yang kuat.
Meski demikian, bukan berarti tanpa risiko. Ciptadana mengingatkan beberapa hal yang perlu diwaspadai: pertumbuhan ARPU yang stagnan, daya beli konsumen yang masih lemah dalam jangka panjang, dan risiko EXCL gagal memaksimalkan sinergi pasca-merger. Semua faktor ini bisa mempengaruhi perjalanan saham ke depannya.
Pada akhirnya, keputusan ada di tangan investor masing-masing. Yang pasti, Jumat lalu, EXCL berhasil mencuri perhatian dengan lonjakan yang cukup berarti.
Artikel Terkait
Deltras FC dan KemenUMKM Garap UMKM di Sekitar Gelora Delta
IHSG Mengakhiri Sesi Pagi dengan Sentuhan Hijau, Berbeda dari Tren Asia
Rel Srilelawangsa Kembali Beroperasi, Sinyal Positif Jelang Arus Mudik Nataru
BRI Gebrak Desember dengan Diskon Liburan dan Belanja Hingga Jutaan Rupiah