Menurutnya, komitmen finansial ini menunjukkan satu hal: Indonesia tak mau cuma jadi anggota pasif. Mereka ingin langsung terjun, berperan aktif dalam mempersiapkan dan memperkuat fondasi bank tersebut. Jadi, sejak awal kita sudah ikut terlibat, bukan cuma numpang nama.
Di sisi lain, keputusan ini sebenarnya punya akar sejarah yang dalam. Ini sejalan dengan peran Indonesia yang pernah memimpin Konferensi Asia-Afrika. Makanya, wajar kalau sekarang Indonesia mempererat hubungan dengan negara-negara besar macam China, India, Brasil, dan Rusia yang notabene adalah tulang punggung BRICS.
"Dengan BRICS kita juga melihat merupakan potensi kerjasama global south," papar Airlangga.
"Sebagai konsekuensi Indonesia memimpin konferensi Asia-Afrika, maka normal dengan BRICS ini ada China, ada India, ada Brasil, ada Rusia," katanya menegaskan.
Artikel Terkait
Telkom Rampingkan Anak Usaha, Fokuskan Aset untuk Transformasi 2030
Menperin Perjuangkan Insentif 2026 untuk Atasi Derasnya Impor Komponen Otomotif
ASDP Gerak Cepat, Salurkan Bantuan Rp185 Juta untuk Korban Banjir-Longsor Sumatera
Pemerintah Siapkan Rp 1,3 Triliun untuk Tambah 100 Ribu Hektar Kebun Kopi