Di sisi lain, institusi asing juga punya porsi cukup signifikan, yaitu 29,82% atau sekitar 2,01 juta saham. Sementara itu, institusi lokal memegang 11,08% saham.
Karena statusnya sebagai BUMN, penerima manfaat akhir dari kepemilikan saham ini jelas pemerintah Indonesia.
SMGR sudah melantai di bursa sejak 1991. Kala itu, mereka melepas 40 juta saham dengan harga Rp7.000 per lembar. Hasilnya? Dana segar Rp280 miliar masuk ke kas perusahaan.
Kini, harga saham SMGR berada di level Rp2.830 per saham, mencetak kenaikan sekitar 10% dari perdagangan sebelumnya. Meski begitu, secara tahun berjalan, saham ini masih tercatat melemah 14,02%.
Jadi, itulah gambaran singkat tentang siapa yang memegang kendali atas salah satu BUMN terbesar di negeri ini.
Artikel Terkait
Sido Muncul Raih Peringkat Tertinggi ESG, Bukti Komitmen di Luar Laba
JPMorgan Prediksi Harga Minyak Bisa Anjlok ke USD30-an pada 2027
Anggito Abimanyu Soroti Penghapusan Wakil Pemerintah di RUU Keuangan Haji
Junita Ciputra Kembali Perkuat Portofolio, Beli 500 Saham MKPI