“Kami menunggu data, dan ekspektasinya data tersebut mungkin sedikit lebih lemah. Inflasi kemungkinan tidak terlalu tinggi dan semua itu mengarah pada kinerja emas yang cukup baik,” tambah Melek lagi.
Nah, investor pun sedang menanti-nanti sejumlah data ekonomi kunci yang sempat tertunda karena penutupan pemerintahan. Data penjualan ritel AS, klaim tunjangan pengangguran, dan angka harga produsen dijadwalkan rilis akhir pekan ini. Semuanya bakal jadi bahan pertimbangan penting.
Di sisi lain, dinamika geopolitik juga berperan. Amerika Serikat dan Ukraina dikabarkan kembali melanjutkan pembicaraan pada Senin untuk merancang rencana guna mengakhiri perang Rusia di Ukraina. Pembicaraan ini berlangsung setelah kedua belah pihak menyepakati revisi proposal AS sebelumnya yang dianggap terlalu menguntungkan Moskow.
Rhona O’Connell, analis di StoneX, punya pandangannya sendiri. Dalam sebuah catatan, ia menyebut bahwa dengan fokus pada debat kebijakan The Fed dan situasi geopolitik seperti di Ukraina, emas masih punya ruang untuk menguat.
“Namun menurut pandangan kami, harganya tetap berada dalam kisaran antara USD 4.000-4.100,” katanya.
Logam mulia lainnya juga ikut merasakan dampaknya. Harga spot perak melompat 1,7 persen ke USD 50,84 per ounce. Platinum tak ketinggalan, naik 2,3 persen menjadi USD 1.545,91. Palladium juga menguat 1,7 persen, berada di level USD 1.398,21.
Artikel Terkait
Tony Saputra: Sosok di Balik Saham RMKE yang Cetak Kenaikan Fantastis
Shell dan Pertamina Akhirnya Sepakat, 100 Ribu Barel BBM Segera Tiba
Superbank Pacu Ekspansi, Kucurkan Dana IPO Rp 3 Triliun untuk Perkuat Layanan Digital
Amran Sulaiman Soroti Ancaman Beras Ilegal terhadap Semangat 115 Juta Petani