Harga Minyak Melonjak 1,3% Dihantu Ketegangan Rusia dan Sinyal The Fed

- Selasa, 25 November 2025 | 08:15 WIB
Harga Minyak Melonjak 1,3% Dihantu Ketegangan Rusia dan Sinyal The Fed

Harga minyak kembali menunjukkan penguatan signifikan di awal pekan ini. Pada sesi perdagangan Senin (24/11/2025), kedua patokan minyak dunia berhasil mencetak kenaikan lebih dari 1 persen. Sentimen pasar kali ini didorong oleh harapan bahwa The Fed bakal memangkas suku bunga bulan depan.

Di sisi lain, keraguan mulai muncul soal kemungkinan tercapainya kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina. Kalau sampai perundingan buntu, ekspor minyak Moskow bisa terhambat lagi. Ini jelas bikin trader minyak waspada.

Futures minyak Brent naik 1,3 persen ke level USD63,37 per barel. Sementara WTI juga ikut menguat 1,3 persen menjadi USD58,84 per barel. Padahal, Jumat lalu kedua harga ini sempat terjun bebas ke level terendah sejak akhir Oktober.

Analis Ritterbusch and Associates punya pandangan menarik. Mereka bilang penurunan harga beberapa waktu lalu terutama dipicu kabar majunya negosiasi damai.

"Tapi menurut kami, pengurangan premi risiko lebih dari 5 persen itu berlebihan banget," tulis mereka dalam catatan terbaru.

Mereka mengingatkan, perang masih bisa berlarut-larut dan sewaktu-waktu memicu kembali ketegangan geopolitik yang berdampak pada harga minyak.

Ada hal lain yang seharusnya bisa mendongkrak harga: sanksi AS terhadap Rosneft dan Lukoil yang mulai berlaku Jumat lalu. Tapi pasar tampaknya lebih fokus ke perkembangan perundingan damai.

Kondisi Rusia sendiri sedang tidak bagus-bagus amat. Pendapatan minyak dan gas perusahaan negara mereka diprediksi turun sekitar 35 persen year-on-year di November, jadi cuma 520 miliar rubel (sekitar USD6,59 miliar). Pelemahan harga minyak dan penguatan rubel disebut-sebut sebagai biang keroknya.

Presiden Dewan Eropa Antonio Costa menyambut baik 'momentum baru' dalam upaya mengakhiri perang di Ukraina. Dia menegaskan Uni Eropa bakal terus mendukung Kyiv.


Halaman:

Komentar