Beranjak ke TSPC. Nilai dividen interim yang dibagikan Tempo Scan Pacific bahkan lebih besar, yakni Rp450 miliar atau Rp100 per saham. Padahal, laba bersih mereka hingga kuartal III tercatat Rp702,19 miliar.
Namun begitu, perusahaan tampaknya punya cadangan yang cukup kuat. Saldo laba ditahan yang belum digunakan mencapai Rp8,3 triliun, dengan total ekuitas menyentuh angka Rp9,5 triliun.
Lain cerita dengan SPMA. Emiten ini memilih skema dividen saham ketimbang tunai. Mereka akan membagikan 946.227.663 saham dengan nilai nominal Rp400 per saham.
Sumber dananya diambil dari kapitalisasi agio saham per akhir Desember 2024 yang mencapai Rp378,50 miliar. Bagi investor, ini berarti mereka akan mendapatkan 30 saham baru untuk setiap 100 saham lama yang dimiliki.
Begitulah suasana Bursa Efek Indonesia hari ini. Tiga emiten dengan strategi pembagian yang berbeda, namun sama-sama memberikan keuntungan bagi para pemegang sahamnya.
Artikel Terkait
OJK Tunda Rights Issue Rp16,7 Triliun PANI, Saham Anjlok 12% Sepanjang 2025
Gelar Sarjana Tak Lagi Jadi Tameng, Pengangguran Lulusan Kampus Tembus Rekor Tertinggi
Saham BUMI Melonjak 9%, Akuisisi Tambang Rp 984 Miliar Jadi Katalis
Telkom Buktikan Program DigiUp Beri Dampak Nyata, Raih Penghargaan di Tingkat Asia