Perum Bulog menargetkan pembangunan 100 gudang baru bisa dimulai pada awal 2026. Target ini bergantung pada percepatan yang diatur melalui Peraturan Presiden (Perpres) yang diharapkan rampung akhir tahun 2024. Menurut Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, jika Perpres keluar tepat waktu, proses pembangunan bisa segera dimulai di awal tahun depan.
Kenapa harus awal 2026? Rizal menjelaskan, dengan jadwal itu, gudang-gudang baru diharapkan sudah beroperasi pada Maret 2026. “Harapannya, gudang sudah jadi dan bisa digunakan saat panen raya Maret–Mei 2026,” ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Rabu (19/11).
Daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) menjadi prioritas utama. Di sana, masih banyak wilayah yang belum memiliki gudang sama sekali. Rizal menyebut contoh seperti Miangas dan Pulau Rote. “Daerah yang jauh itu kasihan. Kalau musim barat seperti ini, kapal susah datang. Mereka bisa kesulitan pangan,” katanya dengan nada prihatin.
Di sisi lain, Rizal membuka peluang kerja sama dengan swasta untuk mempercepat realisasi. Meski begitu, tahap awal akan dikerjakan oleh BUMN Karya sesuai arahan presiden. “Prioritasnya BUMN dulu, agar ada pertanggungjawaban yang jelas. Nanti, kalau perlu, kita bicarakan lagi dengan swasta,” terangnya.
Sebelumnya, pemerintah telah mengalokasikan tambahan anggaran Rp 5 triliun khusus untuk proyek 100 gudang ini. Selain itu, Bulog juga mendapat suntikan dana Rp 16,6 triliun untuk menyerap 3 juta ton gabah petani tahun ini. Jadi, ada dua tugas besar yang diemban Bulog: bangun gudang dan serap hasil panen.
Artikel Terkait
POSCO International Kuasai Sampoerna Agro, Perkuat Cengkeraman di Bisnis Sawit Indonesia
Pundi-Pundi Negara Digeber, Bea Keluar Emas Ditaksir Raup Rp 6 Triliun
Saham SGRO Beralih Tangan, Konglomerat Korea Kuasai Lahan Sawit 129 Ribu Hektare
Investasi Hilirisasi Melonjak 58%, Pemerintah Tegaskan Larangan Ekspor Bahan Mentah