Kunci Sukses Konten Era AI: Bukan Cuma Teknologi, Tapi Cara Anda Memberi Perintah

- Minggu, 14 Desember 2025 | 19:36 WIB
Kunci Sukses Konten Era AI: Bukan Cuma Teknologi, Tapi Cara Anda Memberi Perintah

Dunia konten kreator sekarang sudah berubah total, berkat kehadiran Artificial Intelligence. Bayangkan, hal-hal yang dulu butuh peralatan mahal dan kru berjubel, sekarang bisa dikerjakan dengan jauh lebih simpel. Tapi, ada satu kunci utama yang sering terlupa: secanggih apa pun AI, hasilnya tetap bergantung pada perintah yang kita berikan.

Nah, soal perintah atau "prompt" ini, Eddy Sukmana, seorang AI Content Creator, punya cerita. Dalam sebuah acara hangout di Polytron EV Gallery, Slipi, Sabtu lalu, dia bilang bahwa alasan teknis sebenarnya sudah bukan halangan lagi untuk berkarya.

"Dulu kita punya seribu alasan untuk nggak bikin konten. Iya kan? Kamera nggak bagus, mic jelek, malu tampil di depan kamera. Sekarang? Justru kita punya seribu cara untuk memulai," ujar Eddy.

Memang, tantangan terberat bagi kreator, baik pemula atau yang sudah jago, seringkali cuma satu: memulai. Eddy menyarankan untuk pakai perangkat yang mendukung, seperti laptop Polytron Luxia Pro Ultra 5. Menurutnya, perangkat yang andal bisa mempercepat kerja dan membuka kreativitas, apalagi dengan tombol Copilot khusus di keyboard yang bikin cari ide makin gampang.

Tapi, punya alat canggih saja nggak cukup. Agar AI bisa ngasih hasil maksimal, Eddy punya metode "prompting" terstruktur. Rumus andalannya cuma lima kata: Role, Context, Format, Tone, Goal.

Misalnya, buat cari ide konten. Jangan cuma suruh AI "buatkan ide konten". Itu terlalu umum. Eddy jelasin, kita harus kasih peran dulu ke si AI.

"Contohnya gini. Kita kasih Role. Suruh dia: 'Jadilah seorang ahli marketing digital' atau 'Jadilah scriptwriter TikTok'. AI kan bisa jadi siapa aja. Kalau nggak dikasih peran, dia nggak tahu harus beraksi sebagai apa," jelas Eddy.

Setelah peran jelas, langkah berikutnya adalah konteks. Siapa target audiensnya? Ini penting banget.

"Kasih tahu latar belakangnya. 'Saya bikin konten untuk UMKM kopi lokal'. Terus, audiensnya usia berapa? Jadi AI tahu konten ini mau disampaikan ke siapa," tambahnya.

Baru setelah itu, tentukan Format dan Tone-nya. Mau outputnya dalam bentuk list, tabel, atau script video? Gayanya santai atau formal? Dengan detail ini, hasil AI bisa langsung dipakai tanpa revisi berkali-kali.

Nggak Cuma Teks, Gambar dan Video Juga Bisa


Halaman:

Komentar