JAKARTA – Instagram baru saja meluncurkan serangkaian fitur yang bakal bikin kreator lebih leluasa mengatur interaksi di platform. Intinya sih, mereka pengin bikin ruang online jadi lebih aman dan nyaman buat para pembuat konten. Pengumuman ini langsung mereka sampaikan lewat laman resminya, sekaligus menegaskan komitmen untuk kasih kontrol lebih besar ke pengguna terkait komentar, pesan, dan segala bentuk interaksi yang masuk.
Nah, yang cukup menarik perhatian adalah fitur "Kata yang Disembunyikan". Fitur ini otomatis aktif di akun kreator dan bakal nyaring komentar atau DM yang mengandung kata kasar, unsur perundungan, atau spam. Jadi kreator nggak perlu lagi lihat hal-hal negatif itu muncul di kolom komentar atau kotak masuk. Selain itu, ada juga filter komentar lanjutan yang bakal memindahkan komentar tak pantas ke folder tersendiri. Kreator juga bisa kok nambahin daftar kata, emoji, atau frasa tertentu yang pengin diblokir sepenuhnya.
Di sisi lain, Instagram juga ngasih opsi buat batasi interaksi saat lagi rame-ramenya gangguan. Misal nih, pas lagi banjir komentar negatif atau spam, kreator bisa pake fitur "Batasi Interaksi". Fitur ini memungkinkan mereka membatasi interaksi dari beberapa kelompok: orang yang belum follow akun, pengguna baru yang baru ikut dalam 7 hari terakhir, dan yang nggak masuk daftar Teman Dekat. Menariknya, kreator bisa tentuin sendiri berapa lama pembatasan ini berlaku, dan bisa diubah kapan aja. Instagram bilang, pembatasan ini nggak pengaruhin jangkauan unggahan.
Soal pengaturan interaksi, kreator sekarang lebih leluasa lagi. Lewat menu Pengaturan > Cara orang lain bisa berinteraksi dengan Anda, mereka bisa atur siapa yang boleh kirim permintaan pesan, siapa yang bisa nandai atau sebut akun, dan tentuin siapa aja yang boleh berkomentar. Semua ini bisa disesuaikan sesuai kebutuhan.
Artikel Terkait
Robot Rusia Tumbang di Panggung, Debut AI Berakhir dengan Pingsan
Rahasia Tak Terkalahkan: Kode Rahasia The Warriors PS2 yang Masih Ampuh
Misteri Mimpi: Mengungkap Simfoni Otak yang Tak Pernah Berhenti Bekerja
Masa Depan AI: Peluang Ekonomi atau Ancaman yang Disalahartikan?