5 Hambatan Utama Pengurangan Risiko Tembakau (THR) dan Solusinya Menurut Pakar WHO
Prof. Tikki Pangestu, mantan Direktur Penelitian, Kebijakan & Kerjasama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyoroti lambannya adopsi strategi pengurangan risiko tembakau atau Tobacco Harm Reduction (THR) di tingkat global. Padahal, bukti ilmiah telah menunjukkan potensi manfaat dari produk tembakau alternatif.
Produk seperti rokok elektronik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin, diakui sebagai pilihan yang lebih rendah risiko bagi perokok dewasa yang ingin beralih dari kebiasaan merokok.
5 Hambatan Besar Implementasi THR
Dalam Symposium 6: Strengthening Health Resilience in the Era of Global Challenges di acara International Military Medicine Symposium & Workshop (IMEDIC) 2025, Prof. Tikki mengidentifikasi lima tantangan utama:
1. Sikap WHO yang Anti-Pengurangan Bahaya Tembakau
Posisi WHO yang menolak strategi ini sangat mempengaruhi kebijakan negara-negara anggotanya, terutama negara berpenghasilan menengah ke bawah yang sering kali kesulitan menilai manfaat THR secara mandiri.
2. Regulasi yang Terfragmentasi dan Tidak Proporsional
Kerangka regulasi yang tidak konsisten mempengaruhi keterjangkauan, aksesibilitas, dan keamanan produk tembakau alternatif.
3. Maraknya Misinformasi dan Penggunaan Bukti Secara Selektif
Banyak informasi salah yang beredar, termasuk anggapan bahwa produk ini sama berisikonya dengan rokok. "Buktinya jelas menunjukkan produk tersebut 90% lebih rendah risiko," tegas Prof. Tikki.
4. Pengecualian dan Ketidakpercayaan terhadap Industri
Warisan citra buruk industri di masa lalu menyebabkan ketidakpercayaan dari WHO dan pembuat kebijakan, meski industri kini berupaya beralih ke produk rendah risiko.
Artikel Terkait
Ban Berisik dan Mobil Oleng? Bisa Jadi Alarm Rotasi Ban Sudah Waktunya
Robi Darwis Siap Gempur Bhayangkara Usai Bela Timnas
Laut Tanggamus Bergejolak: Kapal Nelayan Terbakar, 8 ABK Masih Hilang
Relokasi Damai di Tesso Nilo: Warga Dapat Lahan, Hutan Kembali Bernafas