"Nah perusahaan China ini disidaklah sama penegak hukum di Italy, karena mereka sudah punya hukum mumpuni terhadap produksi-produksi barang mewah di sana," imbuhnya.
Setelah disidak, rupanya perusahaan-perusahaan yang ada di China tidak memperhatikan standar untuk buruh.
"Begitu disidak ternyata kasusnya bahwa mereka tidak memenuhi standar pekerja tidak memenuhi standar buruh," katanya.
Mereka dipekerjakan dengan tidak sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
"Yang pertama mereka hidup asal-asalan dan seadanya, tidak pernah istirahat tidak pernah terputus produksinya," tuturnya.
Bahkan proses produksi pun dilakukan secara terus-menerus tanpa adanya jeda dalam mengejar target atau kuantitas dari produk untuk Dior.
"Mesinnya pun kontrolnya dicabut sehingga bisa memproduksi 24 jam," tukasnya.***
Sumber: hops
Artikel Terkait
Rafael Struick Soroti Peningkatan Garuda Muda Usai Tahan Imbang Mali
Maybank Bidik 200 Ribu Nasabah Kelas Menengah dalam Tiga Tahun
Bosch Investasi Rp484,5 Miliar Bangun Pabrik Modular Pertama di Cikarang, Target Operasi 2027
Pakar Hukum UI Beberkan Alasan Ijazah Asli Jokowi Perlu Diperlihatkan ke Roy Suryo