Berebut Mengurus Negara

- Selasa, 18 Juni 2024 | 07:30 WIB
Berebut Mengurus Negara


Kasus 'permainan' catur politik yang melibatkan elite-elite partai sejatinya juga mengindikasikan memberi pelajaran bagi PDIP.


Terutama atas arogansi selama menjadi partai berkuasa yang dalam beberapa hal sangat tinggi hati, terlalu over percaya diri, meremehkan lawan-lawan politik berbasis koalisi kepresidenan Jokowi sehingga membuat munculnya niat ditengah kesempatan friksi Megawati dengan Jokowi menjadi berpeluang secara tidak langsung.


Cara "pinjam tangan" pihak lain untuk menjatuhkan lawan secara politik versus politik biasanya cukup ampuh secara jangka pendek meskipun dilapisi legalitas hukum yang saling menyandera.


Sebagaimana ungkapan terkenal, dalam politik tiada kawan dan lawan abadi, maka kemenangan Prabowo Subianto adalah murni strategi akumulasi dari konflik-konflik yang muncul kepermukaan tersebut.


Adapun penempatan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres lebih sebagai cara 'demonstrasi'  politik melanjutkan kekuasaan Jokowi yang digandrungi sebagian pendukungnya.


Jadi bukan karena Gibran punya kekuatan massa, melainkan menahan pendukung Jokowi agar tidak kabur ke paslon PDIP yang menjadi musuh bersama partai-partai koalisi. Sejatinya pemilih Prabowo hampir tidak ada dikarenakan faktor Gibran, mereka pilih Prabowo murni faktor Prabowo itu sendiri.


Namun akibat dari semua strategi dalam rangka kehendak mengurus negara ini yang diwarnai konflik antara presiden Jokowi dengan PDIP khususnya sang ketum, maka kekuatan keharmonisan demokrasi Pancasila menjadi kehilangan jiwanya, kehilangan marwahnya.


Padahal seharusnya rakyat dan seluruh lapisan elite bangsa ini tidak dibuat dalam situasi politik yang tidak nyaman pasca pilpres ini.


Sebagai Presiden terpilih, Prabowo harus lebih dalam menengahi dan mengakhiri kegamangan politik dalam negeri ini karena sensitifitas rakyat juga semakin menjadi-jadi akibat tekanan kehidupan ekonomi dan sosial yang semakin memberatkan dari hari ke hari.


Hal ini akibat harga-harga merambat terus tanpa terlihat solusi yang pragmatis oleh pemerintahan Jokowi.


Pada saatnya nanti para pemimpin di Kabinet Presiden Prabowo harus siap-siap "cancut taliwanda" karena niat semua perebutan kemenangan itu adalah untuk berebut mengurus negara yang beban di sisi ekonomi, politik, hukum dan sosialnya semakin berlapis-lapis.


Uruslah negara kita tercinta ini cukup dengan dua kata, baik dan benar.


*(Penulis adalah pemerhati sosial politik)

SEBELUMNYA


Halaman:

Komentar