Dia menegaskan poin pentingnya. Modifikasi cuaca bukan sekadar teori, tapi benar-benar kunci praktis.
"Karena sekali lagi ini adalah kunci, salah satu kunci utama dari percepatan penyelesaian pekerjaan fisik di darat baik itu pemulihan infrastruktur, pemulihan energi, alur distribusi menggunakan udara. Heli kita tidak bisa jalan kalau misalkan cuaca buruk dan seterusnya," tegasnya.
Jadi, logikanya sederhana. Cuaca bagus, helikopter pengangkut logistik dan alat berat bisa terbang. Distribusi jadi lancar, perbaikan infrastruktur pun bisa lebih cepat. Tanpa intervensi pada cuaca, semua bisa terhambat.
Ke depannya, operasi ini tak akan kaku. Aam menyatakan bahwa pelaksanaannya akan terus disesuaikan. Menyesuaikan kondisi atmosfer dan tentu saja, kebutuhan riil di lapangan. Tujuannya satu: mendukung kelancaran seluruh tahap pemulihan.
“Ini benar-benar langkah yang paling penting dalam menjaga target-target yang sudah kita tentukan supaya operasi pemulihan ini benar-benar berjalan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan," kata dia.
Jadi, sembilan pesawat itu bukan sekadar angka. Mereka adalah ujung tombak upaya menciptakan 'jendela cuaca cerah' agar pemulihan bisa terus melaju. Sebuah langkah teknis yang dampaknya sangat manusiawi.
Artikel Terkait
Siang Nanti, Jabodetabek Dihantam Hujan Lebat Disertai Petir
Atto 1 Jadi Mesin Penggerak, BYD Cetak 55 Ribu Unit dalam 18 Bulan
Januari 2026, Anak-Anak Aceh Utara Diharapkan Kembali ke Sekolah Pascabanjir
Danantara Pacu 15.000 Rumah untuk Korban Bencana Sumatera