Mengutip penjelasan dari How Stuff Works, tenaganya bersumber dari mesin Otto 1-silinder yang sudah pakai bensin. Sistemnya sangat sederhana, cuma mengandalkan pendingin udara. Belum ada teknologi injeksi apalagi radiator seperti sekarang.
Tapi yang menarik, motor ini sudah punya karburator semprot. Fungsinya untuk mencampur bensin dan udara dengan presisi, agar pembakarannya di dalam mesin jadi lebih efisien. Sebuah terobosan yang cukup signifikan untuk zamannya.
Meski sudah bermesin, jangan bayangkan kecepatannya seperti motor bebek. Kecepatan maksimumnya cuma sekitar 16 km/jam sedikit lebih cepat dari orang jalan kaki. Tapi di era dimana transportasi masih didominasi kuda dan kereta uap, angka itu sudah merupakan pencapaian yang luar biasa.
Desainnya polos saja. Tangki bahan bakarnya menyatu dengan bodi. Untuk menyalakannya, menggunakan sistem hot tube ignition, yaitu lewat tabung panas, bukan busi. Dan jangan cari pedal atau kopling di sana, karena semuanya masih sangat sederhana.
Sekarang, replika Reitwagen itu bisa dilihat di sebuah museum di Jerman. Rangka kayunya mungkin bukan asli, dan sudah melalui banyak rekonstruksi. Tapi benda itu tetap menjadi simbol penting, sebuah bukti nyata bagaimana manusia mulai merakit kendaraan bermotor dari bahan-bahan yang paling sederhana sekalipun.
Artikel Terkait
Siap Siaga Nataru 2026, Polri Waspadai Ancaman Banjir dan Longsor
BMKG Siagakan Dua Belas Perairan, Gelombang Capai Empat Meter
Kumparan Raih Penghargaan Liputan Produk Terbaik dari VinFast di Bali
Purbaya Angkat Bicara Soal Potensi Melesetnya Target Pajak 2025: Nggak Ada, Santai