“Intinya saya terima kasih sama semua pihak. Penghormatan saya. Ini negara yang kita idam-idamkan. Ada asisten rumah tangga (ART) bisa punya rumah dari gajinya sendiri, ada guru, ada pengemudi ojek, ada ini yang kita inginkan saudara-saudara,”
kata Prabowo, menggambarkan impian kolektif tentang kepemilikan rumah yang inklusif.
Tapi, ada pesan penting yang ia sampaikan khusus untuk para pengembang. Prabowo meminta dengan tegas agar kualitas rumah-rumah subsidi ini benar-benar dijaga. Rumah harus layak huni, bermartabat, bukan sekadar bangunan.
“Dan Pak Ara (Menteri PKP), pikirkan para pengembang ya, perbaiki kualitas rumah-rumahnya,”
tuturnya singkat namun penuh makna.
Secara teknis, acara hari itu berjalan dengan skala yang masif. Sebanyak 300 akad dilakukan secara langsung di lokasi, dihadiri perwakilan dari 11 bank penyalur. Sementara itu, hampir 50 ribu akad lainnya tepatnya 49.730 dilaksanakan secara daring. Partisipasinya luas sekali, melibatkan 39 bank yang tersebar di 33 provinsi, mencakup 110 titik kabupaten dan kota dari Sabang sampai Merauke. Sebuah koordinasi yang tidak mudah, tentunya.
(DESI ANGRIANI)
Artikel Terkait
Mendagri Pastikan 106 Ribu Pakaian Baru untuk Korban Banjir Sumatra Segera Berangkat
Prabowo Genjot Anggaran Bedah Rumah, Target 400 Ribu Unit pada 2025
Rupiah Bertahan di Rp16.710, Sinyal Kepercayaan Investor Masih Kuat
Soundrenaline 2025 Berevolusi: Dari Panggung Musik ke Festival Kreatif Multikota