Dari sisi nilai, proyek ini cukup besar. Kontraknya mencapai Rp16 miliar dan sudah ditandatangani sejak 27 November tahun lalu. Yang menarik, jadwalnya cukup ketat. Pelaksanaan di lapangan ditargetkan rampung paling lambat akhir Januari 2026 mendatang. Ini, kata Yophi, menunjukkan komitmen kedua belah pihak pada kualitas dan ketepatan waktu.
Dengan pengalaman yang dimiliki ATLA di bidang inspeksi bawah laut, kolaborasi ini diharapkan memberi dampak positif bagi infrastruktur energi nasional. Bukan cuma soal menjaga pasokan gas tetap lancar, tapi juga menunjukkan sinergi antar perusahaan nasional.
Pada akhirnya, keberhasalan proyek semacam ini bisa menciptakan standar baru. Standar dalam merawat dan mengelola pipa gas bawah laut di Indonesia. Secara tidak langsung, ini juga memperkuat citra Indonesia punya sistem distribusi energi yang andal dan bisa dipertahankan untuk jangka panjang.
(Nur Ichsan Yuniarto)
Artikel Terkait
Perbankan Indonesia Tunjukkan Ketangguhan, Kredit Tumbuh 7,36% di Tengah Ketidakpastian
Bupati Bekasi Ditangkap KPK, Hartanya Tembus Rp79 Miliar
Doa Ayu Ting Ting untuk Bilqis Mengalir Lembut, Viral di Media Sosial
KPK Gelar Operasi Maraton, Kepala Daerah dan Aparat Hukum Terjaring