Suasana mulai berubah setelah September. AS dan Jepang akhirnya bersepakat, memformalkan perjanjian dagang yang cukup meredakan ketegangan. Tarif untuk hampir semua barang impor AS dari Jepang dipatok di angka dasar 15 persen.
Angka itu jauh lebih rendah ketimbang wacana awal, yang sempat mengusung tarif 27,5 persen untuk mobil dan 25 persen untuk banyak barang lain. Bayangkan saja.
Dengan ketidakpastian tarif yang mulai menghilang, ruang gerak BOJ jadi lebih leluasa. Mayoritas pasar sekarang memprediksi bank sentral akan bertindak. Mereka diperkirakan akan menaikkan suku bunga kebijakan jangka pendek dari 0,5 persen menjadi 0,75 persen dalam pertemuan akhir pekan ini.
Tapi hati-hati, ini bukan akhir cerita. Soal seberapa cepat dan tinggi kenaikan suku bunga ke depannya, itu masih jadi teka-teki. Semuanya masih belum pasti.
Artikel Terkait
KPK Siap Bawa Kasus Sertifikasi K3 Kemenaker ke Meja Hijau
Wamenkeu Kembali Duduk di Rapat BI, Sinyal Koordinasi Fiskal-Moneter Kian Erat
BI Proyeksikan Ekonomi Indonesia Tumbuh Lebih Kencang Tahun Depan
Jembatan-Jembatan Vital di Aceh dan Sumut Mulai Dibuka, Warga Kembali Terhubung