Lalu, untuk apa saja dana triliunan itu nantinya digunakan? Fokusnya menyentuh sektor vital. Di bidang kesehatan, misalnya, program ini akan mengembangkan jaminan kesehatan dengan memperluas cakupan perawatan preventif. Ada juga upaya pemberdayaan perempuan, dengan memberi mereka kebebasan memilih fasilitas kesehatan tingkat pertama dan mencari lokasi perawatan yang mereka rasa aman.
Di sisi lain, di bidang pendidikan, upayanya lebih diarahkan pada penyerapan tenaga kerja. Akan dikembangkan platform yang membantu para pengguna kartu prakerja menemukan peluang kerja yang sesuai. Selain itu, program ini juga mendukung pendirian 15 pusat Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) baru yang bakal berkolaborasi dengan berbagai universitas.
Kemajuan lain yang sudah berjalan adalah pembentukan tim koordinasi untuk pendidikan dan pelatihan teknis kejuruan. Saat ini, tim semacam itu sudah terbentuk di 63 persen provinsi di Indonesia. Tujuannya jelas: menyelaraskan pelatihan dengan kebutuhan pasar kerja yang nyata, bukan sekadar teori.
Pada akhirnya, suntikan dana ini diharapkan bisa jadi katalis. Bukan cuma angka di atas kertas, tapi benar-benar terasa dampaknya bagi peningkatan kualitas hidup dan daya saing sumber daya manusia Indonesia ke depannya.
Artikel Terkait
Kesepakatan Dagang Indonesia-AS Diambang Batal, AS Tuding Jakarta Ingkar Janji
Setelah 15 Tahun, Kitchenette Resmi Kantongi Sertifikasi Halal
Bikin SIM di Jepang: Biaya 30 Juta dan Aturan Ketat yang Bikin Merinding
Pemerintah Bantah Isu Macet, Negosiasi Dagang RI-AS Diklaim Masih Berjalan