Foxconn, raksasa manufaktur elektronik asal Taiwan, bersiap mengalirkan dana besar ke sektor kecerdasan artifisial (AI). Rencananya, mereka akan menggelontorkan investasi antara USD 2 hingga 3 miliar setiap tahunnya. Langkah ini diambil tak lama setelah perusahaan memproyeksikan lesunya pasar kendaraan listrik (EV) di China.
Ketua Foxconn, Young Liu, dalam percakapan dengan Reuters di Tokyo awal bulan ini, mengungkapkan bahwa untuk saat ini, AI akan menjadi fokus utama investasi. "Untuk saat ini, AI akan menjadi mayoritas investasi," ujarnya. Komentar Liu sengaja dirahasiakan hingga Jumat (21/11/2025), bertepatan dengan perayaan Hari Teknologi tahunan Hon Hai, pemasok utama Apple itu.
Menurut Liu, investasi untuk infrastruktur dan pengembangan teknologi AI ini akan berlangsung selama tiga hingga lima tahun ke depan. Alokasi dana ini diperkirakan akan menelan lebih dari separuh belanja modal tahunan Foxconn yang berkisar USD 5 miliar. Angka yang tidak main-main.
Pergeseran strategi ini ternyata sejalan dengan performa bisnis mereka. Bisnis cloud dan jaringan perusahaan, yang mencakup server AI, telah berhasil menggeser posisi bisnis elektronik konsumen selama dua kuartal berturut-turut. Ini menunjukkan betapa cepatnya perubahan bauran pendapatan mereka terjadi.
Di sisi lain, Liu justru melihat adanya badai di pasar kendaraan listrik China. Ia memprediksi guncangan di pasar yang sudah sangat padat itu akan terjadi "segera".
"Mereka tidak menghasilkan uang," tegas Liu, yang telah memimpin Foxconn sejak 2019. Ia menggambarkan kondisi sektor kendaraan listrik China yang dihadapkan pada "persaingan yang sangat ketat". Dukungan pemerintah pun dinilainya terlalu terbatas untuk bisa menyokong semua produsen EV di pasar otomotif terbesar dunia ini. Ia yakin, lanskap otomotif China akan jauh lebih stabil setelah melewati masa konsolidasi ini.
Tekanan itu memang sudah terlihat nyata. BYD, salah satu produsen EV terkemuka, baru-baru ini melaporkan penurunan laba kuartalan terbesarnya dalam lebih dari empat tahun. Persaingan domestik yang makin sengit memaksa mereka memangkas target penjualan 2025 menjadi 4,6 juta kendaraan.
Artikel Terkait
Pramono Anung Susur Ciliwung, Ungkap Strategi Jakarta Jadi Kota Global
Gibran Terbang ke Afrika Selatan, Wakili Prabowo di Ajang G20
Pengacara Sarwendah Bongkar Dugaan Kelalaian Nafkah Anak Ruben Onsu
Nasabah Beruntung Boyong Avanza di Undian Perdana Tabungan Dahsyat MNC Bank