Strategi Kebijakan Ekonomi 2026: Fokus pada Sektor Riil dan Daya Beli Masyarakat
Pemerintah Indonesia sedang mempersiapkan langkah strategis dengan mengoptimalkan kebijakan fiskal dan moneter secara bersamaan pada tahun 2026. Tujuan utama dari kebijakan ini adalah memastikan likuiditas yang tersedia dalam sistem keuangan dapat disalurkan secara maksimal ke sektor riil, sehingga tidak ada uang yang menganggur.
Prinsip "tidak ada uang menganggur" akan menjadi landasan utama arah kebijakan ekonomi tahun depan. Saat ini, likuiditas di sistem keuangan dinilai cukup besar, namun penyalurannya kepada pelaku usaha dan sektor produktif masih belum optimal. Pemerintah bertekad untuk mengatasi kendala ini.
Penyaluran Likuiditas untuk Dongkrak Perekonomian Riil
Upaya pemerintah difokuskan pada berbagai saluran penyaluran, mulai dari kredit perbankan hingga program bantuan sosial. Dengan likuiditas yang tersalurkan dengan baik, diharapkan pertumbuhan kredit akan meningkat dan pada akhirnya mendorong pergerakan ekonomi riil yang lebih dinamis.
Langkah konkret yang akan diperkuat adalah peran sektor perbankan dalam menyalurkan pembiayaan produktif. Hal ini diharapkan dapat menciptakan efek berganda (multiplier effect) yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan.
Artikel Terkait
Latihan Militer China di Selat Taiwan Picu Status Siaga Tertinggi
BNI Gelontorkan Relaksasi Kredit untuk Korban Bencana di Sumatera
INDEF Soroti Rapuhnya Fondasi Ekonomi, Pertumbuhan 2026 Diprediksi Mentok di 5%
Paradoks Energi Indonesia: Kaya Sumber Daya, Tapi Masih Bergantung Impor