Luthfi menekankan bahwa inflasi yang terukur justru menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang sehat. “Yang kita inginkan adalah pergerakan sektor riil yang dinamis tanpa memicu lonjakan harga berlebihan. Inflasi terlalu rendah menandakan ekonomi lesu, sementara inflasi terlalu tinggi menunjukkan overheating,” tambahnya.
Strategi pemerintah juga mencakup penguatan peran sektor perbankan dalam menyalurkan pembiayaan produktif. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan efek berganda (multiplier effect) yang positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan.
Dengan implementasi kebijakan yang terkoordinasi ini, pemerintah menyampaikan optimisme terhadap prospek ekonomi Indonesia di tahun 2026, dengan harapan dapat mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif.
Artikel Terkait
Shutdown AS Berakhir: Trump Tandatangani RUU, Dampak dan Proses Pemulihan
Investasi Kesehatan & Nikel: CEO Danantara Rosan Roeslani Perkuat Kerja Sama dengan Australia
Roy Suryo Cs Diperiksa 9 Jam Kasus Ijazah Jokowi, Ini Hasilnya
Kim Soo Hyun Bantah Tuduhan Keluarga Kim Sae Ron: Foto hingga Pesan Romantis