Anies Baswedan Soroti Klaim Prabowo Soal Pengangguran Terendah Sejak 1998
Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini menyatakan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia telah turun menjadi 4,67 persen, yang disebutnya sebagai angka terendah sejak krisis moneter 1998. Klaim ini disampaikan dalam setahun masa pemerintahannya bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Merespons pernyataan tersebut, calon presiden 2024, Anies Baswedan, memberikan tanggapan kritis melalui unggahan video di akun Instagram pribadinya. Anies mempertanyakan kesesuaian antara data statistik dan kondisi riil yang dirasakan masyarakat.
Anies Pertanyakan Kesenjangan Data dan Realita
Dalam caption videonya, Anies menulis, "Infonya tingkat pengangguran terbuka kita paling rendah sejak 1998? Tapi kenapa masih banyak berita soal PHK dan banyak yang gelisah soal lowongan dan lapangan kerja? Mungkin ini penjelasannya."
Anies mengungkapkan kegelisahan publik yang justru merasakan hal berbeda, seperti kesulitan mencari kerja, minimnya lowongan, dan maraknya berita Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Ia bahkan berkelakar, "jangan-jangan presiden juga tidak diberi data yang lengkap ya?"
5 Faktor Kompleks di Balik Angka Pengangguran Menurut Anies
Anies kemudian memaparkan lima faktor kompleks yang perlu dilihat di balik angka pengangguran:
1. Jumlah Pengangguran Absolut Justru Naik
Menurut Anies, meski persentase TPT turun, jumlah absolut orang yang menganggur bisa saja bertambah karena angkatan kerja yang membesar. "Kita kejar-kejaran di situ," ujarnya.
Artikel Terkait
Said Didu Beri Sinyal Bahaya: Kudeta Sunyi Mengintai Istana?
Prabowo Geram, Larang Pejabat Wisata Bencana
Banjir Bandang Sumatera: Penegakan Hukum atau Pencarian Kambing Hitam?
Aturan Baru Kapolri Buka Pintu Polisi Aktif Duduki Jabatan Sipil, Disorot Langgar Putusan MK