MURIANETWORK.COM - Perjalanan politik Presiden Prabowo Subianto diyakini tidak bisa dilepaskan dari Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri.
Founder Citra Institute, Yusak Farchan memandang, kedudukan Prabowo yang kini sebagai Kepala Negara sekaligus pemerintahan, dirasa masih kurang tanpa kehadiran PDIP dan Megawati di dalam Kabinet Merah Putih.
"Jadi secara psikologis, ada suasana kebatinan yang dekat antara Gerindra dengan PDIP," ujar Yusak kepada RMOL, Rabu 23 Juli 2025.
Yusak menjelaskan, dua ketua umum partai terbesar nasional itu punya sejarah panjang melewati bersama-sama kontestasi demokrasi.
"Gerindra pertama kali ikut Pileg 2009 dan langsung digandeng PDIP dalam satu perahu koalisi bernama Megapro (Megawati-Prabowo) di Pilpres 2009," kata Yusak.
Oleh karenanya, dosen di FISIP UNPAM itu meyakini, Prabowo merasakan kepemimpinannya tidak lengkap tanpa kehadiran PDIP di Kabinet Merah Putih.
Sehingga, dia membaca pernyataan Presiden Prabowo yang menyebut hubungan Gerindra-PDIP seperti adik dan kakak merupakan sinyal persatuan.
"Ini yang membuat susasana kebatinan Prabowo tidak bisa lepas dari sosok Mega dan PDIP," demikian Yusak.
Sumber: rmol
Artikel Terkait
Analisis Hendri Satrio: Makna Tersembunyi PROJO Gabung Gerindra & Ganti Logo Jokowi
Drone Emprit Ungkap Penggiringan Opini Demo DPR Akhir Agustus 2025
Duta DPD 2025 Resmi Diluncurkan, Perkuat Asta Cita Prabowo ke Daerah
Reaksi Jokowi Dengar Logo Wajahnya Dihapus Projo: Tak Dipermasalahkan