Prof Sofian Tarik Ucapan soal Ijazah Jokowi, Henri Subiakto: Komunikasi yang Sudah Terjadi Tak Bisa Ditarik

- Sabtu, 19 Juli 2025 | 16:30 WIB
Prof Sofian Tarik Ucapan soal Ijazah Jokowi, Henri Subiakto: Komunikasi yang Sudah Terjadi Tak Bisa Ditarik


MURIANETWORK.COM -
Pakar Komunikasi Universitas Airlangga, Prof Henri Subiakto buka suara terkait eks Rektor UGM Prof Sofian Effendi, yang menarik ucapannya soal ijazah Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

Menurut Hendri, komunikasi itu irreversible, tidak bisa dicabut. 

"Kalaupun ditarik agar dianggap tidak ada, keadaan yang terjadi tidak akan kembali seperti semula, sebelum ada pernyataan yang ditarik itu,” kata Henri di akun X (Twitter), dikutip Sabtu (19/7/2025).

Apalagi, kata dia, di era digital dengan medsos yang makin marak sebagai pilar terjadinya mass self communication. Yaitu komunikasi, yang menyebar dengan cepat ke jutaan orang lewat self to self communication. 

Person to person communication dalam jaringan digital yang jejaknya sudah kemana mana.

“Maka komunikasi yang sudah terjadi tdk bisa ditarik kembali oleh siapapun. Karenanya meniadakan dampak pesan yang tidak diharap, dari suatu pernyataan yang sudah masuk dalam jaringan komunikasi digital, tidak bisa menanggulanginya dengan cara menyuruh orang mencabut pernyataan,” ujarnya.

“Tak bisa pula menyuruh yang bersangkutan membantah sendiri pernyataannya yang sebelumnya,” sambungnya.

Satu satunya yang lebih tepat, kata dia, adalah give the fact. Beri fakta-fakta berdasar data apa adanya.

“Never argue, jangan terlalu banyak memenuhi jaringan digital dengan argumentasi dan narasi tanpa bukti. Justru retorika yang berlebihan akan membuat publik makin tidak percaya,” jelasnya.

Menurutnya, hanya fakta berdasar kebenaran yang kuat yang bisa menghentikan keraguan dan perdebatan. 

"Namun celaka jika pihak yang ingin memperbaiki citra memang ternyata tidak memiliki data berdasar fakta kebenaran,” tandasnya.

Sebelumnya, Eks Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) periode 2002–2007, Prof Sofian Effendi telah mencabut pernyataannya terkait keaslian ijazah mantan Presiden RI ke-7 Joko Widodo alias Jokowi.

Lewat surat pernyataan bermaterai yang tersebar luas pada Kamis, 17 Juli 2025, Prof. Sofian menyampaikan klarifikasi dan permintaan maaf kepada seluruh pihak yang terdampak oleh pernyataan sebelumnya. Klarifikasi tersebut muncul setelah video wawancaranya di kanal YouTube Langkah Update pada 16 Juli 2025 kembali memicu polemik di ruang publik.

Dalam video tersebut, ia sempat menyebut ijazah Jokowi tidak sah dan menuding Presiden tidak memenuhi syarat untuk menempuh pendidikan tingkat sarjana. 

Namun dalam surat terbarunya, Sofian secara tegas menyatakan bahwa ia meralat seluruh pernyataan tersebut. 

“Saya menyatakan bahwa pernyataan Rektor UGM Prof Dr Ova Emilia tertanggal 11 Oktober 2022 memang sesuai dengan bukti-bukti yang tersedia di Universitas,” tulis surat yang ditandatangani di Yogyakarta itu.

Pernyataan ini merujuk pada klarifikasi resmi dari pihak UGM pada 2022, yang menegaskan bahwa ijazah Sarjana Kehutanan milik Joko Widodo adalah asli dan tercatat sah di arsip universitas.

Tak hanya itu, Prof Sofian juga meminta agar video wawancaranya segera dihapus dari kanal YouTube dan ruang digital lainnya. Ia menilai, bahwa pernyataannya berpotensi disalahgunakan dan memperkeruh opini publik.

“Saya menarik semua pernyataan saya di dalam video tersebut dan memohon agar wawancara tersebut ditarik dari peredaran,” tulisnya.

Permintaan maaf juga disampaikan kepada semua pihak, yang telah disebut dalam wawancara, serta kepada masyarakat luas. 

Ia berharap, polemik mengenai keaslian ijazah Presiden dapat diakhiri demi menjaga keutuhan informasi, yang akurat di tengah publik.

Sumber: monitor

Komentar