ASTAGA! Patung Jokowi di Tanah Karo Disebut Mirip Dengan Wajah Jokowi Saat Sakit, Cuma Kebetulan?

- Selasa, 24 Juni 2025 | 14:50 WIB
ASTAGA! Patung Jokowi di Tanah Karo Disebut Mirip Dengan Wajah Jokowi Saat Sakit, Cuma Kebetulan?




MURIANETWORK.COM - Patung Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, menjadi sorotan publik karena dinilai tidak mirip dengan wajah asli mantan presiden tersebut. 


Pengamat hukum dan politik, Damai Hari Lubis, menyoroti kemungkinan kesalahan teknis dalam pembuatan patung ini. 


“Mungkin gambar percontohan yang digunakan seniman Tanah Karo keliru, atau justru arsiteknya yang salah menangkap esensi wajah Jokowi,” ujarnya pada 23 Juni 2025. 


Ia menambahkan bahwa patung ini, meski memiliki kemiripan sepintas, lebih mengesankan aura supranatural yang kuat, seolah menyimpan makna di luar logika biasa. 


Patung setinggi 7,5 meter yang dinamakan “Juma Jokowi” ini berdiri di Desa Kutambelin, Kecamatan Tigapanah, sebagai simbol terima kasih masyarakat atas pembangunan jalan sepanjang 37 kilometer di wilayah Liang Melas Datas (LMD). 


Pembangunan patung ini dibiayai melalui swadaya masyarakat dengan total dana Rp 2,5 miliar, termasuk sumbangan Rp 500 juta dari Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution. 


Namun, kontroversi muncul ketika sebagian masyarakat mengaitkan ketidakmiripan wajah patung dengan kondisi kesehatan Jokowi yang belakangan dikabarkan mengalami alergi dengan gejala gatal-gatal. 


“Anehnya, patung ini justru terlihat mirip wajah Pak Jokowi saat sakit. Entah kebetulan atau ada makna lain,” tutur Damai Hari Lubis pada 23 Juni 2025. 


👇👇



Fenomena ini memicu spekulasi bahwa patung tersebut memiliki dimensi magis, terutama karena Tanah Karo dikenal kuat memegang tradisi animisme meskipun mayoritas penduduknya kini beragama Kristen dan Islam. 


Kontroversi Wajah Patung dan Dugaan Kesalahan Teknis Patung Jokowi di Tanah Karo menjadi perbincangan hangat karena dianggap gagal menangkap karakter wajah presiden yang dikenal dengan ekspresi kalem namun tegas. 


Menurut Damai Hari Lubis, masalah ini bisa berasal dari kesalahan teknis dalam proses pembuatan. 


“Gambar referensi yang digunakan seniman mungkin tidak akurat, atau arsiteknya kurang cermat dalam menerjemahkan wajah Jokowi ke dalam bentuk patung,” jelasnya pada 23 Juni 2025. 


Ia menegaskan bahwa ketidaksesuaian ini bukan hanya soal estetika, tetapi juga memicu persepsi yang lebih dalam di kalangan masyarakat. 


Namun, seniman lokal yang mengerjakan patung, Joni Tarigan, membantah adanya kekeliruan. 


“Kami menggunakan foto resmi Jokowi sebagai acuan. Prosesnya melibatkan puluhan pekerja lokal dan memakan waktu berbulan-bulan,” tegasnya pada 22 Mei 2025. 


Joni menjelaskan bahwa patung berbahan tembaga ini dirancang dengan penuh ketelitian untuk menghormati jasa Jokowi dalam pembangunan infrastruktur di wilayah mereka. 


Meski begitu, ia mengakui bahwa seni bersifat subjektif. 


“Jika ada yang bilang tidak mirip, itu soal persepsi masing-masing,” tambahnya.


Kontroversi Wajah Patung dan Dugaan Kesalahan Teknis


Patung Jokowi di Tanah Karo menjadi perbincangan hangat karena dianggap gagal menangkap karakter wajah presiden yang dikenal dengan ekspresi kalem namun tegas. 


Menurut Damai Hari Lubis, masalah ini bisa berasal dari kesalahan teknis dalam proses pembuatan. 


“Gambar referensi yang digunakan seniman mungkin tidak akurat, atau arsiteknya kurang cermat dalam menerjemahkan wajah Jokowi ke dalam bentuk patung,” jelasnya pada 23 Juni 2025. 


Ia menegaskan bahwa ketidaksesuaian ini bukan hanya soal estetika, tetapi juga memicu persepsi yang lebih dalam di kalangan masyarakat.


Namun, seniman lokal yang mengerjakan patung, Joni Tarigan, membantah adanya kekeliruan. 


“Kami menggunakan foto resmi Jokowi sebagai acuan. Prosesnya melibatkan puluhan pekerja lokal dan memakan waktu berbulan-bulan,” tegasnya pada 22 Mei 2025. 


Joni menjelaskan bahwa patung berbahan tembaga ini dirancang dengan penuh ketelitian untuk menghormati jasa Jokowi dalam pembangunan infrastruktur di wilayah mereka. Meski begitu, ia mengakui bahwa seni bersifat subjektif. 


“Jika ada yang bilang tidak mirip, itu soal persepsi masing-masing,” tambahnya.


Kepala Desa Kutambelin, Sada Ginting, juga membela proyek ini. 


“Patung ini adalah wujud rasa syukur kami atas jalan 37 kilometer yang dibangun Pak Jokowi. Mirip atau tidak, ini simbol penghargaan kami,” ujarnya pada 16 Mei 2025. 


Ia menekankan bahwa pembangunan jalan tersebut telah mengubah kehidupan masyarakat, memudahkan akses ke pasar dan fasilitas umum, serta meningkatkan perekonomian lokal.


Kontroversi ini semakin menarik perhatian ketika wajah patung dikaitkan dengan kondisi kesehatan Jokowi. 


Damai Hari Lubis mencatat bahwa setelah kabar alergi Jokowi tersebar, banyak yang melihat kemiripan patung dengan wajahnya saat sedang sakit. 


“Ini bisa jadi kebetulan, tapi bagi sebagian orang, kemiripan ini seperti cerminan supranatural,” ucapnya pada 23 Juni 2025.


Sumber: PikiranRakyat

Komentar