Ahli Digital Forensik Ragukan Keahlian Rismon Sianipar Analisis Ijazah Jokowi, Beberkan Fakta Ini!

- Minggu, 01 Juni 2025 | 12:30 WIB
Ahli Digital Forensik Ragukan Keahlian Rismon Sianipar Analisis Ijazah Jokowi, Beberkan Fakta Ini!




MURIANETWORK.COM - Ahli Digital Forensik, Josua Sinambela meragukan hasil analisis Rismon Sianipar terkait skripsi dan ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi. 


Menurutnya klaim Rismon Cs yang menuding skripsi dan ijazah Jokowi palsu berdasar hasil analisis digital tersebut merupakan kesimpulan prematur tanpa metodologi ilmiah yang memadai.


Hal ini diungkap Josua dalam diskusi bertajuk #DFTALK: Pakar-pakaran Vs Ahli Digital Forensik yang disiarkan di akun YouTube DFTALK pada Sabtu, 31 Mei 2025 malam.


Dalam diskusi tersebut, Josua sebenarnya turut mengundang Rismon. Namun sayangnya Rismon tak hadir.


“Saya sudah menghubungi dia langsung, mengundang berdiskusi terbuka supaya semua fakta terungkap," ujar Josua.


Sejak Maret 2025, kata Josua, ia telah berupaya mengajak Rismon berdiskusi langsung melalui forum Focus Group Discussion atau FGD bersama para ahli digital forensik. 


Sebab ia ingin memahami hasil temuan Rismon terkait skripsi dan ijazah Jokowi tersebut.


"Tujuan saya sebenarnya, ingin meluruskan. Bukan ingin belajar dengan dia. Kenapa? Karena di artikel yang saya tulis dengan judul 'Benarkah Ijazah Jokowi Palsu?' Di sana saya sebenarnya telah menertawakan analisis prematurnya dia," beber Josua.


Joshua lantas mebeberkan bahwa dokumen skripsi Jokowi yang dikritisi Rismon sebenarnya memiliki kesesuaian dengan skripsi milik mahasiswa lain angkatan 1985 di Fakultas Kehutanan UGM.


Kesimpulan itu dia peroleh berdasar hasil pengecekan langsung terhadap skripsi Jokowi dan teman seangkatannya yang diperoleh dari perpustakaan UGM.


“Kalau pakai logika Rismon, berarti skripsi mahasiswa lain juga palsu dong? Padahal faktanya, dulu tanda tangan tidak menjadi syarat yudisium, dan banyak mahasiswa hanya mencetak skripsi formal untuk keperluan wisuda, bukan sebagai bukti utama kelulusan,” jelas Joshua.


Joshua juga menyoroti pendekatan metodologis Rismon yang dinilai tidak sesuai standar kajian ilmiah.


“Dia bilang sudah melakukan penelitian, tapi bahan analisisnya malah dari foto dan video yang saya kirimkan. Peneliti mana yang pakai data orang lain tanpa verifikasi langsung?," ungkapnya.


Dokumen berupa foto dan video skripsi Jokowi yang menjadi bahan analisis Rismon itu diketahui merupakan milik Josua. 


Dokumen tersebut sempat dikirim Josua kepada Rismon lewat WhatsApp saat berupaya mengajak diskusi dan meluruskan hasil analisis Rismon yang keliru. 


Namun sayangnya, kata Josua, dokumen itu justru dimanfaatkan Rismon untuk menguatkan asumsi-asumsi liar bahwa skripsi dan ijazah Jokowi palsu.


"Video dan foto inilah yang disalahgunakan dia untuk menguatkan asumsi-asumsinya," ujar Josua seraya menunjukkan bukti kiriman foto dan video skripsi Jokowi kepada Rismon.


Selain itu, Josua juga membeberkan bukti bahwa font Times New Roman yang dijadikan salah satu landasan Rismon menuding skripsi Jokowi palsu itu sebenarnya juga digunakan dalam skripsi teman-teman Jokowi lainnya di angkatan 1985. 


Kesesuaian lainnya, menurut Josua, skripsi Jokowi dan teman seangkatannya itu juga dijilid di tempat percetakan yang sama bernama Perdana.


Skripsi yang dijilidkan di percetakan Perdana itu, kata dia, menggunakan font yang sama pada halaman depan atau judul hingga halaman pengesahan. Sedang isi skripsi semua menggunakan mesin tik.


"Dia (Rismon) nggak punya kesempatan untuk mendokumentasi seperti yang saya lakukan," tuturnya.


Tak hanya meragukan hasil analisisnya terkait skripsi dan ijazah Jokowi, Josua juga turut meragukan keahlian Rismon yang mengklaim sebagai ahli digital forensik. 


Sebab sepengetahuan dia, Rismon juga baru pernah ditunjuk sebagai ahli dalam sebuah persidangan oleh pihak kuasa hukum. Salah satunya terkait kasus Vina Cirebon.


"Yang menarik sebenarnya teman-teman dari Vina itu lebih dahulu menghubungi saya sebelum Rismon. Artinya sebenarnya mereka juga lebih percaya saya. Tapi saya tolak," katanya.


👇👇



Sumber: Suara

Komentar