Tak terasa, kita sudah di penghujung 2025. Tahun baru 2026 sebentar lagi tiba. Tapi, pernahkah kamu penasaran soal asal-usul perayaan ini? Ternyata, tradisi menyambut pergantian tahun punya akar yang sangat tua, jauh lebih tua dari yang kita bayangkan.
Bukan cuma ratusan, tapi sejarahnya merentang hingga empat ribu tahun ke belakang. Bayangkan saja.
Kalau kita telusuri, perayaan tahun baru pertama kali tercatat di peradaban Babilonia kuno. Menariknya, mereka sama sekali tidak merayakannya di bulan Januari. Bagi masyarakat Babilonia, awal tahun ditandai dengan munculnya bulan baru setelah vernal equinox, atau saat siang dan malam sama panjangnya kira-kira sekitar akhir Maret sekarang.
Momen sakral itu mereka rayakan dengan festival besar bernama Akitu. Bayarannya bukan cuma sehari, lho. Festival ini bisa berlangsung hingga 11 hari penuh, penuh dengan ritual keagamaan.
Di sisi lain, peradaban lain juga punya caranya sendiri. Masyarakat Mesopotamia sekitar 2000 SM, misalnya. Mereka merayakan pergantian tahun saat matahari tepat di garis khatulistiwa, sekitar tanggal 20 Maret. Perayaan itu dikenal dengan nama Nowruz.
Yang menakjubkan, tradisi Nowruz ini ternyata masih hidup sampai sekarang, dirayakan di berbagai negara Timur Tengah dan Asia Tengah.
Artikel Terkait
Tahun Baru 2026: Lima Cara Seru Rayakan di Rumah Tanpa Rasa Bosan
Banjir Bandang Landa Maninjau, Jalan Vital Lubuk Basung-Bukittinggi Tergenang
Bendera Bulan Bintang Berkibar, Aksi Warga Aceh Tuntut Penanganan Banjir Ditetapkan Bencana Nasional
Kardinal Suharyo: Di Balik Luka Korupsi, Ada Terang Solidaritas