"Ini sudah menyangkut kedaulatan. Anggota TNI diserang, bahkan pelaku membawa airsoft gun. Ini sangat berbahaya dan tidak bisa dianggap sepele," tegas Syarif.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa Kalimantan Barat tetap terbuka untuk investasi. "Kita welcome investor," ucapnya. Namun, ada catatan penting: kepentingan masyarakat lokal tidak boleh dikorbankan. Mulai dari penyerapan tenaga kerja, kontribusi pajak, hingga tanggung jawab sosial perusahaan harus dipenuhi. Kehadiran negara lewat instansi seperti imigrasi dan kepolisian mutlak diperlukan untuk mengawasi semua aktivitas itu.
Untuk kasus di Ketapang ini, langkahnya jelas. Syarif Amin mendesak aparat untuk segera mengusut tuntas. Periksa legalitas para WNA tersebut, dari paspor sampai kepemilikan senjata yang mereka bawa. Setiap orang yang terlibat pengeroyokan dan perusakan harus dihadapkan ke meja hijau.
"Harus ditindak tegas dan diproses secara hukum," pungkasnya.
Hanya dengan begitu, menurutnya, efek jera akan tercipta. Sekaligus menjadi pesan keras bahwa hukum Indonesia berlaku untuk siapa saja yang menginjakkan kaki di negeri ini.
Artikel Terkait
Aksi Brutal WNA China di Tambang Kalbar, TNI Diserang dan Kendaraan Dirusak
GAM Desak PBB dan Uni Eropa Soroti Hambatan Bantuan Banjir Aceh
Bentrokan Berdarah di Tambang Emas Ketapang, WNA Serang Personel TNI
Dedi Mulyadi Bela Surat Edaran: Ini Darurat Bencana, Bukan Main-Main Hukum