Kronologi Pengeroyokan di Kalibata: Dua Debt Collector Tewas, Enam Anggota Polisi Ditahan
Suasana Jalan Raya Kalibata, Kamis sore itu, berubah dari biasa menjadi mencekam. Peristiwa yang bermula dari urusan penagihan utang, berakhir tragis dengan dua nyawa melayang dan sejumlah fasilitas warga porak-poranda. Kasus ini pun langsung menyita perhatian publik, terutama setelah terungkapnya keterlibatan aparat.
Menurut penyelidikan, semuanya berawal sekitar pukul empat kurang seperempat. Dua pria yang bekerja sebagai debt collector dikenal juga sebagai ‘mata elang’ menghentikan seorang pengendara motor. Alasannya, motor itu diduga menunggak cicilan. Percakapan yang awalnya mungkin sekadar negosiasi, cepat sekali memanas menjadi adu mulut yang sengit.
Pengendara motor itu rupanya tidak sendirian. Dia memanggil kawan-kawannya.
"Selanjutnya kedua orang yang bertugas sebagai mata elang ini dianiaya dan dikeroyok sampai satu meninggal dunia di tempat dan satu lagi meninggal di rumah sakit," jelas Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Nicolas Ary Lilipaly.
Dari keterangan polisi, diperkirakan ada delapan orang yang datang merespons panggilan itu. Tapi situasinya jadi lebih rumit. Beberapa saksi mata menyebut, ada lima orang lain yang turun dari sebuah mobil di belakang dan ikut serta dalam kekerasan massal itu. Mereka menghajar kedua korban secara beramai-ramai, sebelum akhirnya menyeret MET (41) dan NAT (32) ke pinggir jalan dalam kondisi yang sudah parah.
Artikel Terkait
Tragedi di Tengah Bencana: Orangutan Tapanuli Tewas Tertimbun Kayu
Banjir Kayu di Sumatera: Bencana Buatan Manusia yang Telah Diperingati
Banser Bersihkan Gereja dan Masjid di Tengah Duka Banjir Sumut
Tragedi di Medan: Bocah 12 Tahun Diduga Tewaskan Ibu Kandung