Banjir bandang yang melanda Aceh tak hanya menyapu rumah dan jalan. Jaringan komunikasi pun ikut lumpuh. Situasi ini benar-benar dirasakan oleh Muammar Khadafi, pemain Persiraja Banda Aceh. Sudah lima hari lamanya, ia tak bisa menghubungi istri, anak, dan keluarganya yang berada di Idi, Aceh Timur.
"Saya sudah lima hari tidak bisa komunikasi dengan anak, istri, dan keluarga di kampung. Seluruh Aceh Timur tidak ada jaringan. Tempat mengungsi pun saya belum tahu,"
Ucap Khadafi, Minggu (30/11), suaranya terdengar cemas. Hingga hari itu, seluruh jaringan seluler di wilayahnya dikabarkan tak berfungsi. Warga seperti terputus dari dunia luar, sulit memberi kabar atau mencari tahu informasi terbaru soal titik pengungsian.
Memang, kondisi di Aceh Timur termasuk yang paling mengkhawatirkan. Ribuan rumah terendam, desa-desa terisolasi, dan akses jalan putus diterjang air. Infrastruktur telekomunikasi yang rusak parah membuat banyak orang seperti Khadafi gelisah, menunggu kabar yang tak kunjung datang.
Rasa khawatir itu akhirnya mendorongnya untuk bertindak. Khadafi memutuskan pulang ke Aceh Timur hari ini, bertekad mencari keluarganya sendiri. Namun, di balik tekad itu ada kebingungan yang mendalam.
"Saya hari ini pulang ke Aceh Timur untuk cari keluarga, tapi saya juga tidak tahu harus mencari ke mana,"
Katanya lagi, menggambarkan situasi yang sebenarnya dihadapi banyak korban bencana.
Artikel Terkait
Bek Ulsan Hyundai Buka Suara Soal Insiden Ditampar Shin Tae-yong
Liverpool Tundukkan West Ham, Isak dan Gakpo Jadi Penentu Kemenangan
MU Bangkit dari Ketertinggalan, Taklukkan Crystal Palace di Markas Sendiri
Gol Perdana Thom Haye untuk Persib, Didedikasikan untuk Keluarga di Belanda