Pakar keuangan Maman menegaskan bahwa pemberian modal usaha untuk UMKM tanpa disertai program literasi keuangan yang memadai justru dapat menimbulkan risiko signifikan. Masalah utama yang sering dihadapi adalah masih banyak pelaku UMKM yang belum mampu mengelola keuangan secara profesional untuk pengembangan bisnis berkelanjutan.
Menurut Maman, strategi pembiayaan yang hanya berfokus pada penyaluran dana tanpa pendampingan dan pelatihan edukatif dinilai kurang bijaksana. "Pemberian pinjaman langsung tanpa program pendampingan dari institusi perbankan merupakan praktik yang berisiko tinggi," ujarnya dalam acara Jejak Pradana.
Persoalan mendasar lainnya adalah ketidakmampuan memisahkan keuangan operasional bisnis dengan kebutuhan pribadi. Kondisi ini menjadi penghambat utama pertumbuhan usaha mikro kecil menengah di Indonesia.
Maman menekankan pentingnya alokasi dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) secara tepat sasaran. Dana tersebut seharusnya dialokasikan secara eksklusif untuk pengembangan usaha, bukan untuk keperluan konsumtif atau campur aduk dengan kebutuhan pribadi.
Artikel Terkait
Zona Megathrust Indonesia: Peta, Potensi Gempa M 8.2-9.2, dan Kiat Antisipasi
Kota Malang Tuan Rumah ICCF 2025: Bukti Kekuatan Ekosistem Kreatif Indonesia
Gelar Pahlawan Nasional Soeharto: Pro Kontra, Polemik, dan Respons PDIP
KPK Lantik 23 Pegawai Baru: 10 Penyelidik & 13 Penyidik Perkuat Pemberantasan Korupsi