"Tersangka AS membekap muka korban menggunakan bantal ini," sebut Calvijn menggambarkan metode keji yang digunakan.
Yang memperparah suasana, saat tragedi itu terjadi, anak SW dari pernikahan sebelumnya ternyata ada di rumah. Bocah itu sempat mendengar teriakan ibunya. Tapi, apa daya?
"Anak kandungnya pun takut sama tersangka AS," jelas Calvijn dengan nada prihatin. "Yang kami dapat memang banyak sekali perlakuan yang tidak baik terhadap anak-anak dan keluarganya yang dilakukan oleh tersangka AS."
SW sendiri merupakan istri kedua Asrizal. Usai aksi pembunuhan, pelaku tak lantas panik. Malah, dia melakukan hal yang sulit dibayangkan: merekayasa TKP dengan tidur bersama jasad istrinya sepanjang malam.
"Tersangka AS dan korban tidur bersamaan. Sampai dengan keesokan harinya," kata Calvijn mengungkapkan kelakuan tak wajar tersangka.
Pagi harinya, sekitar pukul tujuh, Asrizal masih berpura-pura. Dia bahkan menjemput ibu mertuanya ke pasar. Setibanya di rumah, dialah yang melaporkan seolah-olah istrinya tak kunjung bangun dari tidur. Sebuah drama yang dia ciptakan untuk menutupi dosa besarnya.
Artikel Terkait
Inara Rusli Cabut Laporan Polisi, Kedua Kelas Sudah Berdamai
Eddy Soeparno Soroti Paradoks Energi: Negeri Kaya Sumber Daya, Tapi Masih Impor
Liburan Sekolah, Stasiun MRT Jakarta Diserbu Keluarga yang Wisata Transportasi
Maxim Cetak Sejarah: Dari Transportasi Online ke Pendorong Ekonomi Inklusif