Tahap pertamanya digelar pada 3 Desember. Saat itu, bantuan seperti beras, mi, dan minyak goreng diangkut menggunakan Kapal KN Berhala untuk mempercepat pengiriman. Ada juga dukungan spontan dari warga Aceh Tamiang yang tinggal di Medan, berupa popok, roti, dan biskuit.
Tak berhenti di situ, lima hari kemudian, tepatnya 8 Desember, enam truk logistik kembali meluncur dari Kargo Kualanamu menuju Aceh Tamiang. Itu adalah bantuan tahap kedua, berisi lagi beras dan mi instan dalam jumlah besar, dengan dikawal petugas kepolisian sepanjang perjalanan.
Nah, yang terbaru adalah penyaluran gelombang ketiga pada Sabtu, 20 Desember. Bantuan ini diserahkan langsung oleh Kapolres setempat kepada Bupati. Fokusnya jelas: memenuhi kebutuhan paling mendesak bagi bayi dan keluarga korban. Isinya pun spesifik, seperti pampers yang mencapai puluhan ribu buah, susu bayi, selimut, dan kelambu.
Dari rangkaian aksi ini, terlihat jelas bahwa upaya bantuan dilakukan bertahap dan berkelanjutan. Polri seakan ingin menegaskan, kehadiran mereka bukan cuma soal keamanan. Tapi juga tentang respons kemanusiaan yang cepat, sinergi yang kuat untuk pemulihan, dan upaya nyata meringankan beban saudara-saudara di Aceh Tamiang.
Artikel Terkait
Jaksa Tersangka KPK Kabur Usai Tabrak Petugas dalam OTT Ricuh
Warisan Islah PUI: Menyalakan Obor Generasi Penggerak Indonesia Emas 2045
Kapolri Turun ke Stasiun Tawang, Cek Kesiapan Pengamanan Nataru
Komentar Pejabat Jepang Soal Senjata Nuklir Picu Kemarahan Hebat Pyongyang