Upaya itu diklaim sudah berjalan. Tim medis dikerahkan untuk melakukan lokalisasi agar penyakit campak tidak menyebar luas. Di sisi lain, Dinas Kesehatan juga bersiaga dengan menyiapkan tenaga surveilans. Langkah ini penting untuk mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB).
Tak cuma mengantisipasi, bantuan terus dikirim. Obat-obatan dan tenaga medis tambahan didistribusikan ke daerah-daerah yang paling membutuhkan. Meski begitu, situasinya tetap rentan.
"Yang paling banyak di pengungsian itu tiga penyakit: ISPA, gatal-gatal, dan diare," tambah Ferdiyus menegaskan.
Jadi, meski KLB belum terjadi, kewaspadaan harus tetap maksimal. Ancaman kesehatan di tengah bencana seperti ini nyata adanya, dan bisa dengan mudah menjadi krisis kedua yang tak kalah pelik.
Artikel Terkait
AS Balas Dendam di Suriah, Hujani 70 Target ISIS Usai Serangan Mematikan di Palmyra
Angin Kencang dan Hujan Deras Rusakkan Belasan Rumah di Desa Sirnagalih
Denpasar Ganti Kembang Api dengan Gamelan untuk Sambut 2026
Megawati Tegaskan Tugas BAGUNA: Turun Langsung dan Buka Dapur Umum