Setelah kurang dari sebulan menjabat, pemerintahan baru Bolivia mengambil langkah berani. Mereka memutuskan untuk mengakhiri subsidi bahan bakar yang sudah jadi kebijakan negara selama dua puluh tahun. Langkah ini, tentu saja, bakal mengubah banyak hal.
Selama dua dekade, harga BBM di negara Amerika Latin itu nyaris tak berubah. Itu adalah warisan dari era kepemimpinan sayap kiri sebelumnya. Namun begitu, kondisi keuangan negara sekarang dinilai sudah tidak lagi memungkinkan untuk meneruskan kebijakan itu. Pemerintah berargumen, langkah pencabutan subsidi ini penting untuk menyehatkan kembali kas negara.
Presiden Rodrigo Paz, figur konservatif pro-bisnis yang menang pemilu Oktober lalu, secara resmi mengumumkan keputusan ini.
"Dengan diterbitkannya dekrit ini, harga baru untuk hidrokarbon akan diumumkan," ujarnya.
Ditemani para menteri dalam pidato televisi Rabu lalu, Paz berusaha melunakkan dampak pengumuman itu. Ia menegaskan bahwa langkah ini bukan bentuk pengabaian terhadap rakyat.
Artikel Terkait
Filsafat Kembali Menyapa: Jeda di Tengah Deru Zaman yang Tak Pasti
Pelepasan 1.035 Pekerja Migran Jadi Kick Off Program Quick Win Prabowo
KPK Amankan Kajari dan Uang Ratusan Juta dalam OTT di Kalsel
Trump Percepat Misi Bulan, Mars Ditunda demi Ambisi 2028