Dia juga menuduh rezim Maduro memakai uang dari minyak untuk hal-hal mengerikan: mendanai terorisme narkoba, perdagangan manusia, bahkan pembunuhan dan penculikan. Di sisi lain, Trump menyebut warga Venezuela yang sebelumnya dikirim ke AS kini sedang dipulangkan "dengan cepat".
Pengumuman ini muncul di tengah ketegangan yang makin memanas. Trump sudah lama mendesak Maduro turun dari kursi kekuasaannya. Dan dia terus bersikeras bahwa semua opsi termasuk tindakan militer masih di atas meja. Apalagi dengan pengerahan pasukan besar-besaran AS di kawasan itu belakangan ini.
Sejak operasi yang diklaim untuk memerangi narkoba dimulai awal September di Laut Karibia dan Pasifik Timur, Washington tercatat telah melancarkan sedikitnya 22 serangan. Sasaran mereka adalah kapal-kapal yang diduga menyelundupkan narkoba. Korban jiwa pun berjatuhan; setidaknya 87 orang tewas dalam rentetan serangan tersebut.
Menanggapi tekanan AS, Caracas tak tinggal diam. Mereka baru-baru ini menuduh Washington melakukan praktik "pembajakan maritim". Pemerintah Venezuela juga mengecam keras apa yang mereka sebut sebagai kebijakan agresif dan pemaksaan berkelanjutan, terutama setelah AS menyita pengiriman minyak mereka di perairan internasional. Situasinya memang makin runyam.
Artikel Terkait
Prabowo Blusukan Lagi ke Sumbar, Tinjau Langsung Pemulihan Pascabencana
BRIN Kerahkan Drone Radar Penembus Tanah untuk Evakuasi Korban Banjir Sumatera
Kemensos Rinci Santunan Rp 15 Juta hingga Bantuan Hidup Harian untuk Korban Bencana Sumatera
Tim Gabungan Sidak Pasar dan Gudang Bulog Pekanbaru, Pastikan Stok Aman Jelang Libur Natal dan Tahun Baru