Salah satu yang disoroti adalah Beasiswa Cinta Bergema. Ribuan mahasiswa sudah merasakan manfaatnya di tahun 2025. Yang menarik, tahun ini ada kategori baru: Beasiswa Santri. Program ini khusus menyasar santri dari keluarga kurang mampu.
Bantuannya tak main-main. Selain biaya UKT, ada juga bantuan hidup Rp 500.000 per bulan selama setengah tahun. Dananya ditransfer langsung ke rekening mahasiswa, agar lebih transparan.
Di sisi lain, kesehatan juga jadi perhatian serius. Gus Fawait kembali menegaskan komitmen Universal Health Coverage (UHC) di Jember. Dengan program ini, masyarakat bisa berobat gratis ke puskesmas atau rumah sakit. Mulai dari cek kesehatan biasa sampai persalinan, semua tanpa dipungut biaya.
Ia juga mengajak warga memanfaatkan Wadul Guse. "Silakan sampaikan keluhan atau aspirasi lewat sana," ajaknya. Bagi Gus Fawait, pemerintahan yang baik harus mau mendengar.
Persoalan administrasi kependudukan pun tak luput. Pemkab sedang kejar target perekaman KTP baru hingga puluhan ribu di akhir 2025. Tujuannya sederhana: agar tak ada lagi warga yang kesulitan mengakses layanan hanya karena berkas tidak lengkap.
Intinya, semua program pendidikan, kesehatan, administrasi, hingga kegiatan sosial-keagamaan seperti ini harus dipahami masyarakat desa. Termasuk di Tempurejo. Acara seperti Apel Shalawat ini, di mata Gus Fawait, adalah jembatan yang penting. Bukan sekadar seremoni.
Artikel Terkait
Sekjen Demokrat Minta Penegak Hukum Buru YouTuber Penghina Suku Sunda
Warga Resah, Polisi Ringkus Penjual Obat Keras Ilegal di Karawaci
Kursi Beterbangan di Kolkata Saat Penampilan Singkat Messi Picu Amuk Fans
Kantuk di Setir, Truk Tangki Hantam Dump Truck di Jagorawi